Sebuah anekdot yang gw adaptasi
Seorang pemuda ditanya oleh temannya:
Teman pemuda: apa yang akan kamu lakukan jika terperangkap di sebuah ruangan tertutup bersama Nurdin Halid serta seekor harimau buas dan seekor buaya kelaparan? Sementara kamu memegang sebuah senapan yang cuma berisi dua peluru..
Pemuda: Saya akan menembak Nurdin Halid. Dua kali..
Gambar
Saham Garuda Tidak Akan Terbang Setinggi Langit
Tanggal 11 Februari 2011 bakalan jadi sejarah baru lagi bagi dunia pasar modal Indonesia. Garuda Indonesia Airways, maskapai penerbangan Indonesia yang berstatus BUMN, akan ikut melantai di Bursa Efek Indonesia.
Garuda merupakan perusahaan penerbangan pertama yang bakal listing di bursa Indonesia. Pada hari pembukaan perdagangan tersebut, saham Garuda dilepas seharga 750 rupiah per lembarnya.
Beberapa pihak bilang kalau timing go publiknya Garuda sedang tidak tepat ditengah kondisi perekonomian yang kurang bagus dan konflik-konflik politik di negara-negara arab yang memengaruhi jadwal dan ritme penerbangan internasional.
Karena kondisi yang nggak kondusif ini dikuatirkan IPO Garuda mengalami undersubscribe seperti yang dialami secondary IPO BNI 2007 yang momennya bersamaan dengan datangnya krisis global yang diakibatin subprime mortgage.
Dikuatirkan juga karena lagi marak-maraknya kasus mafia di Indonesia akan ada pihak-pihak yang melakukan kecurangan, sementara polemik IPO Krakatau Steel akhir tahun dulu juga belum selesai.
Lepas dari kekuatiran-kekuatiran tadi, apa saham Garuda merupakan tempat berinvestasi yang potensial untuk kedepannya? Menurut gw sih enggak..
Gambar
Sejarah telah mnunjukkan, betapa perusahaan-perusahaan penerbangan itu rawan tumbang. SkyEurope, perusahaan penerbangan terkenal dari Ceko, tiba-tiba menyatakan bangkrut tahun 2009 lalu. Yang paling hot, awal 2010, maskapai paling populer di Jepang, Japan Air Lines (JAL), mendadak ditutup karena dinyatakan bangkrut.
Belum lagi perusahaan-perusahaan penerbangan di kawasan Amerika yang banyak ditutup pada dekade 1980-an dan 1990-an. Film Walstreet tahun 1987 yang dibintangi Michael Douglas juga menunjukkan betapa rentannya industri pesawat terbang di dunia usaha.
Di Indonesia sama aja. Waktu gw kecil dulu ada nama Sempati Air, belum berbelas tahun, perusahaan tersebut bangkrut. Kita juga tau ada Adam Air yang tiba-tiba bangkrut. Yang paling baru maskapai Mandala Air. Setelah tahun lalu manajemen mengumumkan rencana mendatangkan belasan pesawat tipe Airbus, sekarang udah dinyatakan bangkrut.
Merpati Air masih beruntung karena berstatus BUMN padahal mengalami rugi usaha yang diderita bertahun-tahun. Pemerintah akhirnya hanya menggeser daerah operasi Merpati ke wilayah timur Indonesia.
Garuda Indonesia lebih beruntung lagi karna merupakan maskapai intenasional resmi Indonesia. Kerugian yang dialami beberapa tahun, kegagalan pelunasan obligasi kepada Bank Mandiri, konflik dengan serikat pekerja terutama pilot-pilotnya, larangan terbang ke Eropa karena nggak memenuhi syarat untuk beberapa tahun lalu, dan berita-berita negatif lainnya terkait kinerja Garuda sudah lebih menjadi alasan untuk nggak berinvestasi di sana.
Tapi memang gitu kondisi usaha penerbangan. Mereka bergerak di bidang jasa, namun memiliki beban biaya seperti perusahaan manufaktur. Jika perusahaan manufaktur jelas dengan biaya yang besar (bahan baku, pabrikasi), dan hasil dari beban biaya yang besar itu biarkan produk mereka yang ‘bicara’.
Tapi nggak gitu dengan usaha penerbangan, mereka berbeda dengan industri jasa lainnya. Yang pasti mereka harus memiliki armada pesawat (ya iya la..). Maksud gw, baik dengan membeli maupun dengan sistem leasing, jelas membutuhkan biaya besar (ini pesawat loh). Belum lagi biaya perawatan/pemeliharaan, harga bahan bakar yang meningkat sementara tiket dijual semurah mungkin, pengembangan sistem yang terintegasi di bandara-bandara, dan biaya tenaga kerja macam pilot beserta awaknya yang digaji tinggi.
Dengan seluruh biaya yang membengkak itu, mereka dituntut untuk menghadirkan penerbangan murah meriah. Dengan beban sebesar itu, hasilnya harus direperesentasikan oleh pelayanan mereka mulai dari pemesanan tiket hingga kenyamanan sampai di tujuan dengan harapan zero complain. Disinilah keuntungan perusahaan non jasa lain, kinerja mereka secara sederhana cukup diwakilkan oleh produk mereka.
Itu alasan gw kenapa saham Garuda ga bakal menjadi primadona baru pasar modal. Untuk sementara (jangka pendek) memang mungkin harganya akan jauh meningkat sejak hari perdagangan perdana. Tapi setelah itu akan turun kembali ke keseimbangan harga wajar yang udah diramalkan penjamin emisi. Sama kek apa yang terjadi dengan saham Krakatau Steel sekarang yang harganya sudah sesuai perkiraan harga wajar yang ditentukan penjamin emisinya dahulu.
Jadi gitu, bukannya gw ga suka berinvestasi pada perusahaan jasa. Tetapi jika perusahaan jasanya memiliki beban usaha seperti perusahaan non-jasa, gw akan mikir-mikir lagi. Setuju?
Garuda merupakan perusahaan penerbangan pertama yang bakal listing di bursa Indonesia. Pada hari pembukaan perdagangan tersebut, saham Garuda dilepas seharga 750 rupiah per lembarnya.
Beberapa pihak bilang kalau timing go publiknya Garuda sedang tidak tepat ditengah kondisi perekonomian yang kurang bagus dan konflik-konflik politik di negara-negara arab yang memengaruhi jadwal dan ritme penerbangan internasional.
Karena kondisi yang nggak kondusif ini dikuatirkan IPO Garuda mengalami undersubscribe seperti yang dialami secondary IPO BNI 2007 yang momennya bersamaan dengan datangnya krisis global yang diakibatin subprime mortgage.
Dikuatirkan juga karena lagi marak-maraknya kasus mafia di Indonesia akan ada pihak-pihak yang melakukan kecurangan, sementara polemik IPO Krakatau Steel akhir tahun dulu juga belum selesai.
Lepas dari kekuatiran-kekuatiran tadi, apa saham Garuda merupakan tempat berinvestasi yang potensial untuk kedepannya? Menurut gw sih enggak..
Gambar
Sejarah telah mnunjukkan, betapa perusahaan-perusahaan penerbangan itu rawan tumbang. SkyEurope, perusahaan penerbangan terkenal dari Ceko, tiba-tiba menyatakan bangkrut tahun 2009 lalu. Yang paling hot, awal 2010, maskapai paling populer di Jepang, Japan Air Lines (JAL), mendadak ditutup karena dinyatakan bangkrut.
Belum lagi perusahaan-perusahaan penerbangan di kawasan Amerika yang banyak ditutup pada dekade 1980-an dan 1990-an. Film Walstreet tahun 1987 yang dibintangi Michael Douglas juga menunjukkan betapa rentannya industri pesawat terbang di dunia usaha.
Di Indonesia sama aja. Waktu gw kecil dulu ada nama Sempati Air, belum berbelas tahun, perusahaan tersebut bangkrut. Kita juga tau ada Adam Air yang tiba-tiba bangkrut. Yang paling baru maskapai Mandala Air. Setelah tahun lalu manajemen mengumumkan rencana mendatangkan belasan pesawat tipe Airbus, sekarang udah dinyatakan bangkrut.
Merpati Air masih beruntung karena berstatus BUMN padahal mengalami rugi usaha yang diderita bertahun-tahun. Pemerintah akhirnya hanya menggeser daerah operasi Merpati ke wilayah timur Indonesia.
Garuda Indonesia lebih beruntung lagi karna merupakan maskapai intenasional resmi Indonesia. Kerugian yang dialami beberapa tahun, kegagalan pelunasan obligasi kepada Bank Mandiri, konflik dengan serikat pekerja terutama pilot-pilotnya, larangan terbang ke Eropa karena nggak memenuhi syarat untuk beberapa tahun lalu, dan berita-berita negatif lainnya terkait kinerja Garuda sudah lebih menjadi alasan untuk nggak berinvestasi di sana.
Tapi memang gitu kondisi usaha penerbangan. Mereka bergerak di bidang jasa, namun memiliki beban biaya seperti perusahaan manufaktur. Jika perusahaan manufaktur jelas dengan biaya yang besar (bahan baku, pabrikasi), dan hasil dari beban biaya yang besar itu biarkan produk mereka yang ‘bicara’.
Tapi nggak gitu dengan usaha penerbangan, mereka berbeda dengan industri jasa lainnya. Yang pasti mereka harus memiliki armada pesawat (ya iya la..). Maksud gw, baik dengan membeli maupun dengan sistem leasing, jelas membutuhkan biaya besar (ini pesawat loh). Belum lagi biaya perawatan/pemeliharaan, harga bahan bakar yang meningkat sementara tiket dijual semurah mungkin, pengembangan sistem yang terintegasi di bandara-bandara, dan biaya tenaga kerja macam pilot beserta awaknya yang digaji tinggi.
Dengan seluruh biaya yang membengkak itu, mereka dituntut untuk menghadirkan penerbangan murah meriah. Dengan beban sebesar itu, hasilnya harus direperesentasikan oleh pelayanan mereka mulai dari pemesanan tiket hingga kenyamanan sampai di tujuan dengan harapan zero complain. Disinilah keuntungan perusahaan non jasa lain, kinerja mereka secara sederhana cukup diwakilkan oleh produk mereka.
Itu alasan gw kenapa saham Garuda ga bakal menjadi primadona baru pasar modal. Untuk sementara (jangka pendek) memang mungkin harganya akan jauh meningkat sejak hari perdagangan perdana. Tapi setelah itu akan turun kembali ke keseimbangan harga wajar yang udah diramalkan penjamin emisi. Sama kek apa yang terjadi dengan saham Krakatau Steel sekarang yang harganya sudah sesuai perkiraan harga wajar yang ditentukan penjamin emisinya dahulu.
Jadi gitu, bukannya gw ga suka berinvestasi pada perusahaan jasa. Tetapi jika perusahaan jasanya memiliki beban usaha seperti perusahaan non-jasa, gw akan mikir-mikir lagi. Setuju?
Gw Jadi Saksi Mata
Pernahkah teman-teman menyaksikan peristiwa pembunuhan? Gw pernah. Maksud gw, gw benar-benar melihatnya langsung dengan mata kepala sendiri. Tadi pagi. Gw yakinkan peristiwa asli, bukan gw saksiin di film ataupun di tivi seperti konflik berdarah yang lagi ada di Mesir.
Mungkin ada yang mikir gw lagi membual seperti Joyce Reynolds yang ada di dalam novel “Hallowe’en Party”-nya Agatha Christie. Tetapi seperti Joyce itu sendiri, gw bercerita yang sesungguhnya.
Demi keamanan gw bercerita, gw ga akan mengungkap lokasi persis kejadian dan siapa pelaku pembunuhan tega ini yang telah menggorok korbannya.
Ya, korban aksi pembunuhan yang gw liat tadi pagi (dengan curi-curi melihat tentunya, gw ga ingin ketahuan terang-terangan terlihat oleh pelaku) tewas mengenaskan dengan cara digolok oleh pelaku.
Gw ga tau kejadian awalnya apa sehingga peristiwa tadi bisa terjadi. Yang pasti saat awal gw liat, korban sudah berusaha berontak. Korban itu meronta-ronta. Tapi memang sepertinya tenaga pelaku memang lebih kuat. Apa daya gw mau menolong juga ga berani jadinya.
Dengan tangannya yang kuat pelaku mengunci leher korban. Setelah itu lengannya satu lagi yang memegang golok langsung ditebaskan ke leher korban yang entah punya salah apa. Korban itu menggelear-gelepar kehabisan darah.
Oh, sungguh ga tega gw menyaksikan peristiwa itu. Gw juga ga bisa berbuat apa-apa lagi. Diam-diam gw tinggalin tempat itu, gw ga mau jadi terlibat urusan kedua pihak itu. Selain takut juga tentunya.
Di jalan, gw masih saja kepikiran peristiwa yang baru saja gw saksikan secara langsung. Sebuah tindakan tak berkeprimanusiaan. Peristiwa pembantaian ayam potong yang sungguh memiriskan hati..
^_^
Mungkin ada yang mikir gw lagi membual seperti Joyce Reynolds yang ada di dalam novel “Hallowe’en Party”-nya Agatha Christie. Tetapi seperti Joyce itu sendiri, gw bercerita yang sesungguhnya.
Demi keamanan gw bercerita, gw ga akan mengungkap lokasi persis kejadian dan siapa pelaku pembunuhan tega ini yang telah menggorok korbannya.
Ya, korban aksi pembunuhan yang gw liat tadi pagi (dengan curi-curi melihat tentunya, gw ga ingin ketahuan terang-terangan terlihat oleh pelaku) tewas mengenaskan dengan cara digolok oleh pelaku.
Gw ga tau kejadian awalnya apa sehingga peristiwa tadi bisa terjadi. Yang pasti saat awal gw liat, korban sudah berusaha berontak. Korban itu meronta-ronta. Tapi memang sepertinya tenaga pelaku memang lebih kuat. Apa daya gw mau menolong juga ga berani jadinya.
Dengan tangannya yang kuat pelaku mengunci leher korban. Setelah itu lengannya satu lagi yang memegang golok langsung ditebaskan ke leher korban yang entah punya salah apa. Korban itu menggelear-gelepar kehabisan darah.
Oh, sungguh ga tega gw menyaksikan peristiwa itu. Gw juga ga bisa berbuat apa-apa lagi. Diam-diam gw tinggalin tempat itu, gw ga mau jadi terlibat urusan kedua pihak itu. Selain takut juga tentunya.
Di jalan, gw masih saja kepikiran peristiwa yang baru saja gw saksikan secara langsung. Sebuah tindakan tak berkeprimanusiaan. Peristiwa pembantaian ayam potong yang sungguh memiriskan hati..
^_^
Kenapa Cegukan?
Hiik, hiik, hiik.. Hmm, gitu nggak ya nulis suara orang cegukan? Kira-kira saja begitu. (Ada yang mempraktekkan membacanya dan membandingkannya dengan bunyi cegukan asli? He.)
Kalau gw cegukan biasanya langsung disuruh minum air banyak-banyak ditambah dengan sebuah vonis jumawa: itu karna kurang minum tuh..banyakin minum air. Perut kembung, cegukan nggak hilang. Deuh. Atau disuruh nahan napas beberapa waktu, dada sesak, nyawa terancam melayang.
Waktu Behelorens cegukan, gw kasi dia wejangan yang sama. Tapi kemudian gw bayang-bayangin, orang-orang yang terserang dehidrasi di tengah gurun kan nggak ada yang pada cegukan kan ya? Gitu juga dengan atlet-atlet setelah berolahraga yang mengeluarkan cairan tubuh, nggak dehidrasi juga.
Setelah gw cari tau, tenyata cegukan sama sekali tidak berhubungan dengan kekurangan minum (walaupun minum air menjadi solusinnya). Menurut http://wartamedika.com, cegukan disebabkan oleh gangguan yang terjadi pada diafragma, dimana diafragma itu adalah lembaran otot yang memisahkan paru-paru dengan rongga perut yang berbentuk kek kubah.
Ketika kita menghirup udara, diafragma akan bergerak ke bawah yang menyebabkan udara masuk ke paru-paru. Sebaliknya ketika menghembuskan udara, diafragma bergerak ke atas. Nah, terkadang gerakan diafragma ini keganggu oleh kejang (spasme). Saat kejang diafragma tiba-tiba bergerak ke bawah yang diikuti masuknya udara ke paru-paru dan menutupnya klep tenggorokan secara tiba-tiba pula. Gangguan seperti ini yang menyebabkan cegukan terjadi.
Sedangkan hal-hal lain yang bisa menyebabkan cegukan seperti makan terlalu banyak atau cepat, tertelan udara dalam jumlah besar, rokok dan alcohol, perubahan suhu lambung tiba-tiba seperti ketika sedang menyantap makanan panas lalu langsung minum air dingin, atau juga stress emosional.
Cegukan yang disebabkan hal di atas dapat hilang dengan sendirinya, tapi kebanyakan kita ngerasa keganggu dan nggak nyaman. Untuk menghilangkannya ternyata saran dunia medis memang dengan cara minum air dan menahan napas itu. Namun dengan tambahan air itu diminum secara cepat dan sedapat mungkin air dingin. Untuk menahan nafas pun juga nggak perlu lama, cukup sekitar 10 detik dan dilepas perlahan, yang penting dilakukan beberapa kali. Atau juga bisa dengan menelan gula atau madu sebanyak satu sendok.
Bagaimana dengan cara dikejutkan yang banyak dipraktekkan di film-film? Gw lebih yakin daripada untuk menghilangkan cegukan, teknik kejut kek itu lebih pas untuk menghilangkan penyakit jantung. Penyakit jantungnya hilang, nyawanya juga. Hehe…
Kalau gw cegukan biasanya langsung disuruh minum air banyak-banyak ditambah dengan sebuah vonis jumawa: itu karna kurang minum tuh..banyakin minum air. Perut kembung, cegukan nggak hilang. Deuh. Atau disuruh nahan napas beberapa waktu, dada sesak, nyawa terancam melayang.
Waktu Behelorens cegukan, gw kasi dia wejangan yang sama. Tapi kemudian gw bayang-bayangin, orang-orang yang terserang dehidrasi di tengah gurun kan nggak ada yang pada cegukan kan ya? Gitu juga dengan atlet-atlet setelah berolahraga yang mengeluarkan cairan tubuh, nggak dehidrasi juga.
Setelah gw cari tau, tenyata cegukan sama sekali tidak berhubungan dengan kekurangan minum (walaupun minum air menjadi solusinnya). Menurut http://wartamedika.com, cegukan disebabkan oleh gangguan yang terjadi pada diafragma, dimana diafragma itu adalah lembaran otot yang memisahkan paru-paru dengan rongga perut yang berbentuk kek kubah.
Ketika kita menghirup udara, diafragma akan bergerak ke bawah yang menyebabkan udara masuk ke paru-paru. Sebaliknya ketika menghembuskan udara, diafragma bergerak ke atas. Nah, terkadang gerakan diafragma ini keganggu oleh kejang (spasme). Saat kejang diafragma tiba-tiba bergerak ke bawah yang diikuti masuknya udara ke paru-paru dan menutupnya klep tenggorokan secara tiba-tiba pula. Gangguan seperti ini yang menyebabkan cegukan terjadi.
Sedangkan hal-hal lain yang bisa menyebabkan cegukan seperti makan terlalu banyak atau cepat, tertelan udara dalam jumlah besar, rokok dan alcohol, perubahan suhu lambung tiba-tiba seperti ketika sedang menyantap makanan panas lalu langsung minum air dingin, atau juga stress emosional.
Cegukan yang disebabkan hal di atas dapat hilang dengan sendirinya, tapi kebanyakan kita ngerasa keganggu dan nggak nyaman. Untuk menghilangkannya ternyata saran dunia medis memang dengan cara minum air dan menahan napas itu. Namun dengan tambahan air itu diminum secara cepat dan sedapat mungkin air dingin. Untuk menahan nafas pun juga nggak perlu lama, cukup sekitar 10 detik dan dilepas perlahan, yang penting dilakukan beberapa kali. Atau juga bisa dengan menelan gula atau madu sebanyak satu sendok.
Bagaimana dengan cara dikejutkan yang banyak dipraktekkan di film-film? Gw lebih yakin daripada untuk menghilangkan cegukan, teknik kejut kek itu lebih pas untuk menghilangkan penyakit jantung. Penyakit jantungnya hilang, nyawanya juga. Hehe…