Marketing Case: It’s Cigarettes Advertising, Dude…


Gambar dari www.thesun.co.uk

Jumat malem kemaren Behelorens ngasi tau gw bahwa sekarang rokok udah sah diharamkan. Gw ga merhatiin beritanya, tapi selamat buat mui dan idi karna jujur aja gw salah seorang yang pro dengan pengharaman rokok. Namun sekarang gw ga akan ngebahas tentang pro-kontra tersebut, gw pengen sedikit ngebahas tentang rokok dan tampilannya dalam iklan.

Ada satu hal menarik yg gw (atau mungkin temen-temen laen) perhatiin dalam tiap iklan rokok, apapun medianya, bahwa pada iklan tersebut ga pernah satupun ngegambarin sesuatu yg berkaitan dg rokok! Berbeda dengan produk-produk lain yg dalam iklannya menayangkan produk tersebut atau orang yg sedang menkonsumsi produknya.

Ternyata dalam Etika Periklanan Indonesia (EPI), konten iklan rokok udah diatur untuk memenuhi syarat-syarat berikut:

1. Iklan rokok tidak boleh dimuat pada media periklanan yang sasarannya adalah khalayak yang berusia di bawah 17 tahun.
2. Penyiaran iklan rokok dan tembakau wajib memenuhi peraturan berikut:
a. Tidak merangsang atau menyarankan orang untuk merokok
b. Tidak menyarankan atau menggambarkan bahwa rokok dapat menimbulkan kesehatan
c. Tidak memperagakan atau menggambarkan dalam bentuk gambar, tulisan atau gabungan keduanya, bungkus rokok, rokok, atau mengarah pada orang sedang merokok.
d. Tidak mencantumkan nama produk adalah rokok
e. Tidak bertentangan pada norma yang berlaku pada masyarakat.

Sebenernya deretan peraturan EPI itu jauuuh lebih lembek dibanding peraturan periklanan rokok di luar negri. Bahkan di beberapa negara diatur dengan tegas: iklan rokok udah ga boleh lagi beredar di masyarakat, apapun medianya!

Nah, dengan peraturan yg demikian ketat yg seakan-akan ‘mengucilkan’ iklan rokok, biro-biro iklan kudu pinter-pinter nyari celah untuk mengakalinya. Kreatif merupakan kata kunci untuk memproduksi sebuah iklan rokok supaya ga tersandung dengan peraturan, dan juga sekaligus menancapkan brand yg kuat di tengah keterbatasan kebebasan.

Proses kreatif biro iklan tersebut akhirnya justru menghasilkan berbagai tampilan iklan yg menarik perhatian, mulai dari yg membentuk brand rokoknya dengan kesan macho ampe iklan yg kocak-kocak. Maka ga heran dalam tiap pagelaran Citra Pariwara Award—ajang ‘oscar’nya dunia periklanan Ind’sia—iklan rokok selalu, sekali lagi: SELALU menyabet jatah penghargaan.

Gencar en efektifnya promo en marketing produk rokok melalui iklan itu sempet bikin tokoh anak ind’sia kak seto juga mendukung pengharaman rokok di negeri ini, menurut data beliau (taela, beliau…) konsumen rokok aktif mencapai usia 5 tahun! Beuh, esde aja belon..
Eh, ni crita kok kemana-mana yah,, pan tadi ga mau ngebahas pro-kontra.. hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar