Pak Fulan yg seorang pakar antikorupsi di undang untuk memberi materi sekaligus memberi penyuluhan antikorupsi di sebuah institusi/lembaga. Dalam seminarnya Pak Fulan berapi-api menyatakan membenci tindakan korupsi yg udah membudaya di seluruh lapisan masyarakat, di setiap aspek.
Acara seminar selesai pukul 12.00. Pukul 12.20, azan Zuhur datang, Pak Fulan makan siang dulu dengan kepala institusi, selesai makan 12.45. Setelahnya Pak Fulan melihat-lihat foto ketika dia tengah memberi seminar tersebut sampe 13.15.
“wah fotonya bagus, upload flickr dulu deh.” Larutlah Pak Fulan mengupload foto ke flickr dengan laptop pinjaman dari kantornya.
“sekalian update status dulu aja kali ya..” batin Pak Fulan. Pak Fulan baru saja MENGKORUPSI FASILITAS KANTOR.
Ga kerasa udah pukul 14.00, Pak Fulan lantas sholat zuhur. Beliau telah MENGKORUPSI WAKTU SHOLAT selama 2 jam 20 menit.
Ketika solat, ada panggilan masuk ke ponselnya dengan nada dering dari atasannya. “wah disuruh cepat balik ke kantor nih” batin Pak Fulan di antara bacaan sholatnya. Beliau pun mempercepat bacaan sholatnya. Yang seharusnya lima harokat jadi dua harokat saja. Pak Fulan telah MENGKORUPSI BACAAN SHOLATNYA.
Selesai solat Pak Fulan langsung pamit untuk kembali balik ke kantor. Sesampai di ruangan kantornya, Pak Fulan meraih gagang telpon di ruangannya tersebut dan melakukan panggilan.
“halo mam, papa pulang ntar pulangnya malam, sediain makan malamnya ya..bla..bla..”
Pak Fulan mengakhiri percakapan setelah sekali lagi MENGKORUPSI FASILITAS KANTOR.
Begitulah kegiatan Pak Fulan yg pakar antikorupsi pada hari yg sibuk itu setelah mengkorupsi waktu sholat, bacaannya, serta fasilitas kantornya.
Jadi makna hakiki korupsi itu apa sih? Kok keknya sangat akrab dengan keseharian?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar