Dalam review IHSG selama empat tahun terakhir, jika
grafik bulanan IHSG diletakkan secara bersamaan, terjadi beberapa kemiripan
pada tiap tahunnya, kecuali untuk periode kuartal II (April-Juni). Untuk
kuartal II tersebut, terlihat adanya pola dua tahunan.
Pada kuartal pertama (Januari-Maret), IHSG selama empat
tahun tersebut selalu mengalami peningkatan. Meski di 2009 dan 2010 terdapat sedikit
koreksi pada bulan Februari, namun tidak terlalu drastis.
Pada kuartal II, tahun 2009 dan 2011, kenaikan IHSG pada
kuartal pertama kembali dilanjutkan tanpa adanya koreksi. Sedangkan untuk dua
tahunan antara 2010 dan 2012, kenaikan kuartal I dilanjutkan sampai April,
meski mengalami koreksi dalam di bulan Mei.
Sedangkan untuk kuartal III, grafik IHSG untuk tahun
2009, 2010, dan 2012 memiliki kesamaan; mengalami peningkatan sejak Juni hingga
Juli, IHSG kemudian bergerak sideways (mendatar) pada bulan Agustus, hingga
kemudian kembali rally di bulan September.
Untuk kuartal IV, kemiripan pola grafik terjadi untuk
tiga tahun terakhir 2010, 2011, dan 2012. Sama-sama meningkat di bulan Oktober
dan kemudian sama-sama turun di bulan November. Namun ada kesamaan pada empat
tahun terakhir ketika tutup tahun IHSG di bulan Desember; baik tahun 2009,
2010, 2011, maupun 2012, terjadi penguatan IHSG dibanding bulan November.
Kecendrungan ini disinyalir akibat aksi windows dressing dari para manajer
investasi.
Pada tahun 2013 ini pergerakan IHSG sudah melampaui harga
tertinggi yang pernah dicapai sebelumnya 4338.892 sejak akhir Januari dan terus
membentuk harga tertinggi terbaru. Terakhir mencapai rekor ketika ditutup
4928.102 pada hari Rabu 27 Maret kemarin.
Dengan gambaran chart setahun terakhir, terlihat jelas
bahwa IHSG berada dalam uptrend dan diperkirakan masih akan berlanjut. Itupun
dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya koreksi terlebih dahulu sebelum
IHSG kembali melanjutkan penaikan.
Beberapa faktor pendorong:
- - Kenaikan volume perdagangan setahun terakhir.
- -Garis regresi linear IHSG setahun terakhir yang
menandakan IHSG berada dalam posisi uptrend.
- -Ditunjuknya Agus Martowardoyo sebagai Gubernur BI, dimana
Agus sendiri merupakan mentri ekonomi dengan latar belakang perbankan yang kuat.
-Optimisme juga didukung dari pergerakan trending sektor
Meskipun potensi kenaikan lanjutan IHSG cukup besar,
namun beberapa poin dapat menjadi penunda pergerakan positif IHSG, beberapa
diantaranya:
- - Beberapa indikator teknikal seperti MACD dan Stocastic
menunjukkan posisi overbought sehingga rawan koreksi.
- - Fibonacci ratio menunjukkan bahwa IHSG masih berada pas
di titik resistennya yang memungkinkan indeks untuk terpantul turun menuju ke
level support 4600-an.
- - Menunggu kebijakan yang akan dilakukan oleh Gubernur BI
yang baru serta menanti pengganti Mentri Keuangan dan kebijakan-kebijakan yang
akan diambil.
Dari pertimbangan-pertimbangan dengan dukungan data
teknikal, diperkirakan IHSG akan mampu mencapai 5230 sebelum tutup tahun,
meskipun akan didahului dengan koreksi yang dipengaruhi indikator teknikal dan
perkembangan politik-perekonomian nasional. Jika poin-poin penghambat IHSG
gagal mengakibatkan koreksi pada indeks, investasi dapat ditempatkan pada
saham-saham big cap dari sektor-sektor yang menopang IHSG. Sedangkan jika
skenario koreksi teknikal terjadi, investasi saham dapat dialokasikan pada
saham-saham second liner.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar