Pilkada Badunsanak Sumbar 2010
Setelah Nabiullah Muhammad SAW wafat, kaum muslimin berunding untuk nyari pengganti posisi Rasulullah sebagai pemimpin pemerintahan. Mereka berunding, bermufakat, bermusyawarah atau apapun namanya, dan akhirnya memutuskan memilih Abu Bakar Ashsidiq sebagai amir di pemerintahan selanjutnya.
Selanjutnya kita mengenal khalifah-khalifah lainnya sebagai pengganti khalifah sebelumnya. Hal ini masih berlanjut di zaman kedinastian Islam yang mencapai Turki bahkan hingga Cordova Spanyol. Disitulah Islam mengajarkan salah satu konsep pemilihan pemimpin yang demokratis, jauh sebelum Amerika berkoar-koar tentang hal yang sama.
Dan pada 30 Juni 2010 nanti gw ga akan melewatkan hak demokrasi gw untuk memilih seorang gubernur sebagai pemimpin provinsi Sumatera Barat. Sebagai putra Minang, ber-KTP Padang, berusia di atas 17 tahun, dan berwajah ngganteng, gw telah memenuhi semua persyaratan mengikuti pilkada yang membebaskan gw memilih calon gubernur yg gw suka.
Cuma sampe sekarang gw ga tahu siapa yg bakal gw pilih di bilik suara nantinya. Dari lima pasang kandidat gubernur beserta wakilnya, (nama-namanya bisa diliat di daftar polling pojok kanan atas page ini, jangan lupa isi pollingnya sekalian ;)) belum ada yg bisa membuat gw yakin untuk gw contreng. Gw memang yakin dengan pengalaman dan skil teknis mereka semua yang ada berasal dari kalangan akademis, birokrasi, dunia usaha, serta korporasi, kek gw yakin juga dengan ‘dosa-dosa’ sepanjang track record mereka. Yang gw belum yakin yaitu sejauh mana kompetensi moral mereka, baik buat yang kalah bahkan buat yang menang.
Memang gendrang perang kampanye sudah ditabuh, masing-masing pasangan calon udah keranjingan kampanye kek banci tampil. Seperti halnya jualan, kampanye diisi dengan promosi-promosi, pemaparan kelebihan, pembunuhan karakter lawan, dan pengkamuflasean kekurangan diri, yang semuanya disampaikan dengan suasana persaingan.
Persaingan, ga pernah lepas dari pemilihan untuk menjadi yang terbaik diantara yang lain. Bahkan ketika khalifah Umar bin Khatab telah terbunuh, sempet terjadi persaingan mengenai pengganti dirinya apakah Ali bin Abi Thalib atau Utsman bin Affan. Kaum Muslimin pun terpecah diantara dua pilihan tersebut. Sejarah mencatat, akhirnya Utsman lah yang kepilih untuk menjadi khalifah ketiga. Ali yang merupakan menantu Rasulullah SAW yang kalah dengan jiwa besar berkata:
“Telah kalian ketahui bahwa aku adalah yang paling berhak dari siapapun untuk menjadi khalifah. Tetapi, demi Allah, akan kudiamkan itu selama keselamatan kaum Muslim tetap terjamin dan kezaliman hanya menimpa diriku sendiri. Semata-mata demi mencari pahala-Nya dan keutamaan disisi-Nya, serta kezuhudan terhadap kemewahan dan kekayaan yang kalian perebutkan.”
Kesabaran dan kelapangan hati Ali tersebut akhirnya terbayar dengan diangkatnya beliau menjadi khalifah keempat sekaligus Khulafaur Rasyidin terakhir yang ada. Kesabaran dan kelapangan hati Ali r.a. tersebut gw harap juga ada di diri masing-masing kandidat, bahwa seharusnya niat mereka untuk memimpin Sumbar bener-bener panggilan hati untuk mengabdi kepada masyarakat Minang dengan niat ikhlas atas nama Allah, bukan panggilan ego dan nafsu untuk menggenggam sebuah power di Sumbar.
Jika memang demikian adanya,tentu gw ga perlu takut lagi untuk salah pilih pemimpin, karena kalo yang gw pilih kalah, dia berbesar hati menerima kekalahan dan nggak memancing pendukungnya untuk rame-rame demo ke KPU Sumbar, bahkan kalo perlu menghimbau pendukungnya untuk mendukung gubernur terpilih seperti John McCain yang menghimbau pendukungnya untuk mendukung Barack Obama ketika ia kalah suara dalam electoral vote pemilu presiden Amerika pada 2009 lalu.
Gitu juga kalo menang, nggak lantas menganggap Sumbar itu punya bokapnya dengan bagi-bagi jabatan buat tim suksesnya semasa pilkada. Gubernur terpilih justru kudu merealisasikan janji-janji masa kampanye sehingga yang udah milih dia pun nggak kecewa karena ngerasa udah salah pilih. Dengan demikian slogan Pilkada Badunsanak Sumbar masih akan terasa implikasinya dalam lima tahun kepemimpinannya hingga Pilkada berikutnya di 2015.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar