Sama kek taun lalu, HUT Kemerdekaan RI 2011 jatuhnya pas di bulan yang suci ini. Balik lagi ke 66 tahun lalu, Jumat jam 10 pagi ketika Bung Karno membaca teks proklamasi itu kan pas Ramadhan juga (tapi waktu itu tanggal 10 Ramadhannya). Istimewa sekali timing kemerdekaan kita di bulan suci setelah 350 tahun kena jajah kumpeni.
gambar
Tapi konon kabarnya saudara-saudara kita di Aceh bakal tersinggung berat kalau kita bilang Indonesia dijajah 350 tahun. Karena sejarah mencatat kalo DI Aceh baru bisa ditaklukkan pada 1904. Nggak sampai setengah abad kan!
Dan ketangguhan pejuang-pejuang Aceh pun takluk bukan karena perang terbuka secara langsung. Pejuang Aceh yang terbukti tak bisa dikalahkan, tak mempan di-devide et impera-kan kayak daerah lain, baru bisa dikalahkan setelah Snouck Hugronje disusupkan ke sendi kehidupan sosial bermasyarakat di sana. Salut gw sama Belanda, salut yang bikin kesel juga. Tapi paling nggak itu menunjukkan bahwa memang rakyat Aceh dan ajaran Islam sana terbuka terhadap pihak manapun yang datang secara baik.
Dan setelah dengan itu semua, pemerintah RI kerap kali merugikan Aceh baik secara politis dan ekonomis, ingat dengan Arutmin kan? Wajar dong Aceh minta merdeka. Itu juga yang lagi terjadi di Papua sana.
Setelah pada 1960an pemerintah merebut kembali Papua dari pasukan sekutu, eh habis itu malah ditelantarkan. Udah gitu, masyrakat Papua sendiri nggak menikmati tanah mereka yang kaya emas. Disedot abis oleh pemerintah yang bikin kontrak-kontrak konyol dengan Freeport. Logis juga Papua minta merdeka, karena mereka sekarang dijajah tak langsung oleh bangsa sendiri, dimiskinkan dan diijon di atas tanah ulayat mereka yang kaya.
Seperti pameo bilang right man in the right place in the right time, gw berkeyakinan seluruh aspek pemerintahan di Nusantara saat ini nggak berkompetensi mengelola negara segede Indonesia. Gw bukannya meragukan kemampuan aparat negara, cuma kemampuannya belum bisa menjangkau seluruh Indonesia. Our country is bigger and more complex than our governmental skills.
Contoh aja waktu Indonesia International Motor Show kemaren, pemerintah menyatakan kebanggaan dengan pesatnya kemajuan industri otomotif di Indonesia. Tapi kemajuan otomotif itu yang menyebabkan daerah-daerah di Indonesia menjadi makin macet. Kemajuan otomotif seharusnya diiringi kemajuan sarana infrastruktur, moda publik, perbaikan lingkungan akibat karbondioksida yang makin banyak, dan edukasi berkendara kepada masyarakat.
Beruntunglah Indonesia sekarang memiliki berbagai gerakan, perkumpulan, kegiatan, atau apapun namanya yang diisi oleh generasi-generasi berenergi positif terhadap kemajuan negara ini. Baik itu seni, teknologi, budaya, olahraga, pendidikan dan yang lainnya. Walaupun hal positif tersebut baru dirasakan secara parsial di beberapa bidang tertentu tapi itu bisa saja menjadi cikal bakal perekat bidang lainnya.
Kita tunggu saja. Sekarang kita resapi saja kemerdekaan yang 66 tahun ini dengan satu pertanyaan: Indonesia SUDAH 66 tahun, atau BARU 66 tahun?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar