Yang sebenernya diuji pas saat puasa kan bukan sekedar lapar dan haus ya? Lebih dari itu: emosi.
Sudah ada empat juta dua ratus enam puluh enam orang yang cerita ke saya bahwa di saat puasa, mereka tidak mengalami kesulitan berarti untuk menahan lapar dan haus. Tapi jika soal amarah, fitnah memfitnah, gunjing bergunjing, sangat sulit dilawan. Semacam tabiat alam bawah sadar. Haha..
Lha, tapi memang mereka saja?! Saya jugaaa.. Apalagi kalau soal amarah, seperti kemarin ini. Waktu sudah menjelang berbuka, sudah cukup krusial dalam menahan segala emosi, demi waktu yang sudah sempit itu, saya masih nahan emosi, hingga bedug magrib bertalu.
Berbuka dengan teh hangat manis membuat tenang memang.
Sayangnya, tidak lama Tuan, tidak lama. Secara otomatis segala kemarahan saya kembali dan tak terhadang. Itu mi goreng yang sedari sorenya ngejek-ngejek saya, saya lumat habis-habis. Berani-beraninya dia.
Ternyata dia nggak sendiri, main keroyokan coba? Masa pakai ngajak-ngajak bubur ketan hitam dan risoles? Bubur ketan hitam yang sombong itu saya tumpas, risoles yang bisanya cuma pamer-pamer ke saya dengan mudah ditaklukkan.
Sampai segitu sebenarnya saya sudah mencoba kembali menahan emosi. Tapi kurangajarnya, es tebak dibelakang saya juga ngejek-ngejek saya. Alaaahhh, ngomong dibelakang orang saja bisanya kamu! Sini saya hadepin. Agak alot perlawanannya, cuma dia aja ga tau saya mah super, dengan jurus pamungkas, es tebak yang tak tau sopan santun itu tergeletak lunglai.
Kemudian, saya sadar masih ada si Nasi, huh, lagaknya pura-pura takut dan iba, tapi saya tak tertipuhhh.. cukup sekali gertak saja, secara tiba-tiba dia malah jadi beneran takut, dan dengan ikhlas menyerahkan diri untuk saya hukum. Kepada kroni-kroninya yang dapat saya duga akan menuntut balas dikemudian hari segera saya peringatkan, "jangan anggap enteng, kalian nantang, saya hadepinnn...coba kalau berani!"
Azan isya kumandang,tersentak saya bahwa antara durasi magrib-isya itu sudah saya habiskan hanya untuk emosi. Apalah jadinya arti puasa kalau begitu. Dan ternyata memang benar, bahwa menahan lambung emosi lebih sulit dari sekedar menahan lapar dan haus.
Itulah sekelumit ibrah Ramadhan kali ini.
Selamat berpuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar