Pernahkah kawan-kawan sekalian mendengar ada yang bilang: life is what happened to us when we are busy making plan". Hidup itu adalah sesuatu yang terjadi ketika kita sedang menjalankan rencana-rencana kita. Pernah dengar? Kalau belum pernah gw harap kalian segera mendengar itu supaya tahu, dan kalaupun nggak begitu dengan membaca ini kawan-kawan sudah tahu. Kan?
Kalau hidup didefinisikan kek pepatah di atas, maka ini lihatlah gw lagi menjalani hidup. Bulan ini apalagi, berwarna. Seminar skripsi untuk selanjutnya ujian kompre, ujian toefl, ujian sertifikasi, nyiapin materi roadshow pasar modal ke siswa SMA di luar kota, target kerja dengan jadwal trening dan promo. Itu daftar planning gw untuk kurang dua bulan. Pas disemua yang saling numpuk itu buat dikerjain bokap gw musti dirawat di rumahsakit. Itulah hidup gw. Bukankah keluarga di atas segalanya?
Karena itu kalau nama gw masih tertunda untuk tertera dalam daftar alumni kampus tak semestinyalah gw jadi memburu dosen supaya segera mengesahkan draft skripsi itu. Karena selain gw yang ada beberapa kendala ternyata pembimbing gw itu juga tidak dalam kondisi sehat. Maka akan terkesan kurang bijaksana jika gw mendesak dosen sementara gw tau orang tua gw juga akan merasa ga enak hati untuk melayani bimbingan skripsi mahasiswanya kalau dalam kondisi kurang sehat seperti itu.
Lagian salahmu sendiri ketika diluang waktu kamu tidak menyibukkan itu skripsi! Itu kakak gw yang bilang, nyokap gw yang menyesalkan gw punya tindakan. Ini malah menyibukkan main-main, tidur-tidur, baca-baca cerita, juga ngapa-ngapain lain. Yang entah kenapa gw sampai hati pada diri sendiri.
Ya satu rencana mungkin saja tertunda, tapi nggak yang lainnya tentunya. Masih bisa diburu, agar menjadi seperti yang dibilang si diva baru: sesuatu. Siapa yang memburu? Harus kamu sendiri, yang lain cuma bantu restu. Itu saya yang bilang sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar