Adakah terbayangkan?
Jika kawan-kawan sekalian sedang berada di taman bermain, wahana hiburan,
tempat wisata, resort, ataupun sejenisnya. Namun ketika kawan-kawan ingin menikmati
kesenangan di lokasi itu tiba-tiba tertunda karna kebelet pipis yang amat
sangat. Sialnya ga ada toilet disekitaran sana! Empet banget kan?
Gambaran di
atas, analogi. Coba saya analogiin dengan status mahasiswa dulu. Sebagai mahasiswa yang sudah jenuh karena
terkurung institusi perguruan tinggi. Pengeeennn banget segera keluar dari sana.
Mau bebas dari tugas-tugas, jalan kemana suka, bangun telat tanpa buru-buru,
punya income sendiri, dan lain lain.
Tapi mau
ngerasain bebas begitu kehalang karna status masih mahasiswa tadi dan banyaknya
persayaratan dan prosedur yang harus dilewati. Susah ngapa-ngapain. Jadinya
kalo udah berhasil ngelewatinnya berasa plong dan lega sekali kan? Serasa siap
keluar dari toilet dan wahana hiburan telah menanti untuk dinikmati.
Apa kawan-kawan
merasa demikian? Merasa terpuaskan? Iya, saya juga. Tapi saya rasa puasnya
seperti puas yang terlampiaskan, bukan puas tercapai.
Mengerti bedanya
kah? Seperti ini, puas terlampiaskan itu seperti karna HARUS melewati,
sedangkan puas tercapai itu macam HASRAT ingin melewati.
Jadi saya puas
bisa lulus dari kampus, seperti juga saya puas tahun lalu lulus ujian
sertifikasi pasar modal. Tapi rasa puasnya itu beda.
Puas karna lulus
dari kampus karna, “Ayo.., saya harus lulus sarjana biar bisa segera enyah dari
kampus ini!”
Puas karna lulus
ujian sertifikasi pialang, “Ayo… saya ingin lulus ujian ini biar segera bisa
jadi pialang!”
Keliatan bedanya
kan ya?
Jadi ya itu,
Alhamdulillah. Saya senang sudah bisa lulus. Tapi tetap sehabis explore seluruh
wahana permainan ada waktunya pulang kan. Tetap biar bagaimana euphoria kelulusan
ini ada kelanjutannya.
Lanjutnya malah
merupakan tantangan yang lebih besar. Mengaplikasikan ilmu selama ini lah, biar
bisa menjadi rahmat bagi orang lain. Dengan itu yang namanya bekerja. Dengan
itu nyari ilmu ,pengetahuan , dan kebijakan lebih tinggi lagi. Dengan itu perlu partner selanjutnya, yang InsyaAllah
ridho dan diridhoi Allah. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar