Mesir bertragedi, tunduk kepala dulu, doakan syuhada. Adalah saat SMA saya sempat mempelajari peta politik Timur Tengah, dengan baca, dengan diskusi, dan sekarang sudah nggak update lagi, jadi saya hanya mendukung kebenaran, entah apa itu 'benar' sekarang di sana.
Sedangkan Mesir ini dulu adalah termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia yang, ya ampun, itu besok hari peringatan kemerdekaan negara kita yang ke-68.
Ntar malam, 68 tahun lalu, para pemuda desak Soekarno-Hatta untuk segera proklamirkan kemerdekaan. "Mumpung Jepang lagi down Pak... Hiroshima dan Nagasaki di bom Amerika, galau banget tu mereka sekarang". Tapi Bapak-Bapak tersebut nolak, "Yaelah Tong, yang sabar napah?"
"Eh lu Sukarno atau Malih hah?!" Para pemuda emosi karna Sukarno ternyata orang Betawi, bukan Jawa. Kalau Hatta mah jelas dari Bukittinggi. Kalau makan aja nyarinya gulai tambunsu, kfc ga doyan.
Akhirnya para pemuda tak sabaran itu menculik kedua tokoh kita ke Rengasdengklok. Namanya juga pemuda, yang sabar itu langka. Selain juga bertujuan mensterilkan pemikiran Soekarno-Hatta dari propaganda pihak luar.
"Pak, ini pena, ini kertas, segera susun teks nya dongg.."
"..."
"Pak, jawab kek."
"..."
"Oiii Pak,,."
"Ye sabar Otoongg.... Gue lagi tarwihan pan.! Udah rakaat tujuh nih, nanggung. Ulang lagi deh kan. Semprul."
Iya, waktu itu Ramadhan kan.
Setelah tarwihan, para tokoh dan pemuda-pemuda tersebut barulah akhirnya habisin sarabi dan kelepon sisa takjil berbuka. Nggak diperlu bahas juga lah ya. Yang pasti kemudian mereka sudah mem-finish-kan naskah proklamasi kemerdekaan mendekati subuh. Kebetulan lagi tidak ada tayangan bola, jadi bisa langsung tidur.
*
Paginya, berita akan dibacakannya proklamasi kemerdekaan telah diumumkan ke kampung-kampung, melalui radio juga. Masyarakat berkumpul di Pegangsaan. Yang di luar kota pada denger radio.
"Tapi yang bakal bacain ini ntar siape?" Soekarno bimbang.
"Waang sajo lah,." Dari logatnya ini si Hatta yang kasih saran.
"Eh lah, kok gue? Ntar ditembakin tentara Nippon pegimane? Orang-orang pada rame juga ngeliatin, malu.."
"Ndak apa-apa gai tu doh." Hatta secara tak sengaja telah mempopulerkan bahasa gaul mindo, minang-indonesia.
"Hmmm...tapi..."
"Beko banyak anak gadih... kebayanyo rapek-rapek, rok nyo singkek-singkek."
"Ok!" Soekarno sumringah. You know Soekarno laaahhh....
Dan itulah harinya, 17 Agustus 1945, Soekarno yang didampingi Hatta membacakan teks proklamasi, bahwa sudah cukup Indonesia dijajah oleh bule-bule eropa dan bule sipit jepang. Bahwa Indonesia akan memulai negaranya sendiri tanpa pihak-pihak tersebut. Dan inilah sekarang harinya, 68 tahun berselang, masih bergantung erat indonesia pada suasana hati bangsa-bangsa lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar