Malahan, dua hari masuk kerja setelah cuti bersama lebaran, sudah dua hari pula saya telat. Hitungan-hitungan waktu perjalanan dan perubahan jadwal masuk yang permanen sesuai jadwal saat Ramadhan benar-benar diberantakin sama anak-anak sekolahan.
Sebelum Ramadhan, jadwal masuk itu pukul 8. Puasa jadi setengah 8. Dan dilanjutkan untuk setelah Ramadhan (saya akan bercerita kenapa jadi begitu dikemudian hari, Insyaallah).
Di Padang, selama Ramadhan, anak-anak sekolah ga ada yang sekolah. Diprogram oleh Pemda untuk mengikuti pesantren Ramadhan di masjid-masjid sekitar tempat tinggal masing-masing.
Jadilah, meski berangkat jam 7 kurang 10 pun, masih bisa saya memburu ceklok jam setengah 8. Dari Tabing-Indarung.
Tapi sekarang, dua hari ini, saya berangkat setengah 7. Sejam sebelum jam masuk. Dan tetap saja saya terlambat 10-20 menit. Mprettt...
Di tengah-tengah macet begitu, saya jadi mengangan-angan, kalaulah saya yang jadi Walikota Padang ini. Akan saya buat kebijakan, semua orang tua harus menyekolahkan anak-anaknya melalui program homeschooling. Atau, kalaupun sekolah, saya buat kebijakan jam masuknya jam setengah 9. Kita yang berangkat kerja senang karna jalanan lapang, anak-anak senang karna bisa elek-elekan sampai siang. Win-win solution kan?
Ataupun, saya programkan pesantren di Masjid itu tiap bulan. Tapi kan, udah lewat bulan Ramadhan? Itu kan pertanyaan kalian sebagai rakyat? Ya gampang, saya buat sesuai bulannya, nanti akan ada pesantren Syawal, pesantren Rajab, pesantren Zulkaedah, dll. Materinya bisa disesuaikan kan? Mall-mall aja bisa buat program diskon apapun momennya kok.
Atau juga, saya buat program kombinasi. Bahwa di Padang, program pendidikan tidak dilakukan di sekolah-sekolah, tapi di masjid-masjid sekitar tempat tinggal siswa. Pagi belajar sains dan sosial, siang belajar ngaji. Ilmu dunia akhirat balance.
Meski saya jenius seperti dipikiran kalian mengingat ide-ide dan terobosan saya di atas, untuk sekarang biarlah saya bersabar terlebih dahulu. Mematangkan pengalaman serta menjadi tua setiap harinya di jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar