Jika aku kotak makan, bagaimana bisa kenyang, roti isi sebentar hilang.
Jika aku glue stick, bagaimana bisa lelap asik, jika materai tiap sebentar berisik.
Atau mungkin jika aku kabel data, aku akan gembira, iseng menghantam port yang menganga.
Tapi aku pena biru, ah, yang salah andai merah.
O tapi aku pena biru, yang kelam jikalau hitam.
Padang,
Pena Biru
Itu kira-kira puisi curhatan hati pena biru, setelah tragedi ceceran tinta biru di kantor yang menyebabkan dia mendapat cerca dari saya. Bikin kotor saya punya baju, bikin rusak saya punya dokumen, bikin bernoda saya punya laptop.
Saya bisa apa kepada si Pena Biru, sudah bikin masalah, puisi yang dibuatnya juga jelek begitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar