Awalnya
adalah iklan di radio tentang akan adanya Minangkabau Jazz Night di UPI Hall
pada 25 Oktober lalu. “Kak sis,. Ada jatah karcis ndak? Mau dong kak..” saya coba
lobi kak siska yang di humas, berhubung perusahaan kami ada turut jadi sponsor.
“Tungguin aja rif, ini lagi pada diedarin ke ibu-ibu/istri staf sini, kalau
ntar ada sisanya, dikabarin deh, harga karcisnya rentang 50ribu sampai 300ribu.”
Lhaa.., kudu
beli ternyata, mahalpun.
Dua minggu sebelum berangkat, saya sudah
mulai-mulai denger lagu-lagu popular minang, persiapan laa… Biar pas datang
acaranya saya ndak mlongo mlongo aja. Biar nanti juga saya beli tiket jadinya
gak rugi. Iya, beli tiket ntar mahal-mahal, lagunya kagak apal.
Seminggu
sebelum acaranya, saya dapat rundown dan pengisi acara, ada Ellly kasim, the
legend, tapi kok, band-nya cuma satu Rynd band aja, tapi kok ada pakai host
pula, si arzeti bliblina.com he, tapi
kok ada fashion show nya juga. Jelas ini berbeda dengan konsep java jazz dan
nga jogjazz yang di jawa sana.
“Rif, ada
nih karcisnya, yang 200ribu.” Ntah karena kecewa dengan rundown, entah karena
akhir bulan, niat nonton jadi berkurang.
Besoknya pas
acara, sore, kak siska ngabarin lagi, “Rif jadinya gimana? Ini kebetulan aku
dapet satu yang dari panitia. Gratis tuh… Kalau iya, buru konfirm.” Karna si Rahmat juga ga jadi bisa pergi, karna hujan, karna capek siangnya keluar, karna malamnya juga akan ada pertandingan
arsenal saya, yang dilanjutkan el clasico Madrid saya, jadinya saya bilang
nggak. Ridho saya mah, iklas lillaahi taala.
Eh tapi, “kak
kalau ada yang jualin CD album dari bandnya, titip beli deh kak.” “Oke rif…” “Terima
kasih kakak.” Iya, dari penelusuran saya, si Rynd band ini juga bikin album yang
merecycle lagu-lagu minang popular. Dengan konsep acara seperti itu, pastilah
juga dijadikan momen untk jualan. Kalau di Jakarta, berhubung rynd ini markasnya di sana, cd album mereka pada dijualin di ruah makan-rumah makan sana.
Sebelumnya,
dari soundcloud, memang saya akui lagu-lagunya itu bagus. Aransemennya bisa
mengajak orang yang nggak terlalu suka kagu tradisional sebelumnya, untuk
kemudian suka.
Lagu-lagu
yang dibawakan rynd band ini ada beberapa yang sudah saya kenal dan menjadi
bagus ketika dibawakan, ada yang saya nggak tau, padahal menurut cerita itu
lagu pada zamannya sangat popular. Secara keseluruhan, saya puas dengan 2
volume CD album minang jazz dari rynd band tersebut.
Aransmen musiknya bagus,
kualitas recordingnya juga sangat bersih, meskipun direkam di studio mereka
sendiri. Perpaduan instrument jazz dengan alunan alat music tradisional minang
seperti saluang itu gimana ya, blended, nyatu, nggak tumpang tindih dan jauh
dari kesan dipaksakan untuk digabung. Di Jawa, sudah ada Bossanova yang
membawakan lagu-lagu jawa dengan kualitas serupa.
Palingan
sih, sedikit saya ada kecewa dengan lagu Bareh Solok. Ekspektasi saya lagunya
itu akan dibawakan nge-beat, yang memang cocok dengan lagunya seperti lagu
Bugih Lamo. Tetapi ini dibawakan dengan lantunan music rendah dan pelan.
Antiklimaks untuk bareh soloknya.
Tapi
biarlah, 95ribu, 2 cd album, music bagus, cukup memuaskan, apalagi diputer saat
jalan pulang kampung kayak wiken kemarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar