Ada
juga sih Luak yang tidak dikhususkan untuk gender tertentu, tapi hanya
ditujukan untuk mencuci, karena agak terbuka tempatnya. Ada juga mungkin
beberapa orang yang disebabkan Luaknya penuh, dan buru-buru, tetap nekat mandi
disana. Hal-hal seperti itu risikonya ya tanggung sendiri.
Di dekat
masing-masing luak, dibuatkan sebuah gubuk atau semacam ruangan, seukuran surau
kecil, bisa untuk salin pakaian, bisa untuk solat, bisa untuk nggosip sambil
nunggu antrian mandi.
Sampai
awal dekade 2000an, mandi di Luak itu masih hal yang wajar, dan seru. Antara
jam 7-9 pagi itu, rame bener yang mandi, kadang-kadang ketemu ular sebagai
selingan L.
Sorenya selepas ashar, Luaknya rame lagi.
Sekarang
hampir semua rumah sudah berkamar mandi. Hampir semua rumah ber jet-pump.
Hampir semua rumah telah disentuh oleh PDAM. Sehingga warga yang mandi ke Luak
ini tidak lagi seberapa dan untuk kondisi-kondisi tertentu saja.
Kalau
kita beregois untuk menyayangkan berkurangnya tradisi unik seperti itu, sayang
sama saudara-saudara kita yang disana. Apa Tuan sanggup tiap hari jalan beratus
meter untuk mandi, pulangnya harus mendaki sekitar 50an anak tangga, jalan lagi
ke rumah. Nyampe rumah keringetan lagi. Atau pas habis dari Luak sudah langsung
berganti sama baju sekolah, tau-tau di jalan pulang itu tetiba hujan deras.
Apa
nyonya sanggup, bawa beban cucian yang kalau berangkat sih iya, menurun, ringan
pula. Tapi pas pulangnya, bawa cucian yang sudah basah, bertambah berat oleh
air yang masih lekat di kain, mendaki pula puluhan anak tangga untuk pulang?
Sanggup? sanggup? Belum lagi kalau bawa anak yang masih kecil dan rewel, kalau
tak sabar-sabar, bisa saja gelap mata dan tendang itu anak ke jurang bawah
sana. Hahaha.
Tapi
mungkin juga itu yang membuat dulu warga Sungayang tangguh dan kompak, kalau
generasi sekarang gimana ya?
Untuk
saya pribadi pun, ada juga bagusnya rumah-rumah di Sungayang sekarang ini sudah
berkamar mandi. Lebih private iya, meski sebagai orang yang malas mandi, ada
alasan saya yang lain yang lebih penting dari itu: bagaimana mungkin kita harus
mandi dengan sumber mata air langsung yang sangat dingin itu? Bukankah bunuh
diri adalah sebuah tindakan yang sangat dilarang oleh agama?
Kalau
harus mandi di luak itu, karena rame, akan ketauan siapa yang hanya datang dan
kemudian nggak mandi, jadilah saya mengikuti prosesi bunuh diri masal itu.
Tetapi kok mereka biasa aja ya? Heran. Kurang beriman nih…
Nah
kalau dengan sistem kamar mandi di rumah, kita cukup masuk, dan ketika keluar
nggak ada yang tau apakah kita beneran mandi di dalemnya atau nggak. Heee…
Iya,
akan ada masanya saya kira kemudian benar-benar nggak akan ada warga yang mandi
ke sana lagi dan tempatnya kemudian hanya jadi sarang belukar. Maka sebelum itu
benar-benar terjadi, biar sedikit saya dokumentasikan untuk dikenang-kenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar