Seperti kebanyakan orang duga, dan juga saya, presiden kita ini kan boneka. Dibawah kontrol mega, apa-apa mega apa-apa mega. Ntar kalau mega kenapa-kenapa, tahi lalat koroner,  koma karena jatoh keberatan sanggul, terus gimana? Ganti ke paloh? Lah kalau janggutnya rontok, bisa apa juga? Ke Puan? Lah kan itu menterinya. Masa minta instruksi dari menteri.

Iya, kita sudah menduga semenjak awal bahwa PDIP akan menjadikan Jokowi alat kontrol dan penguasaan. Tapi yang saya tidak kira itu, bahwa kekacauan ini kejadian dalam tempo yang sangat cepat di masa pemerintahannya. Baru beberapa bulan, seakan masa empat tahun mendatang sudah tak aka ada lagi.

"Tapi Jokowi itu pinter lho, dia tau kok apa yang akan dia lakukan dengan posisi dan situasinya." Iya, mungkin, tapi segala gestur sungkemnya  ke bumerang eh  bumega tidak menunjukkan bahwa dia tau apa yang akan dilakukannya kalau tanpa petunjuk bumenyan eh bumega. Segala kunjungan ke rumah bumega di situasi genting negara sehingga  membuat seakan istana presiden sudah pindah ke rumah mega juga meluruhkan statement mengenai kemampuan Jokowi untuk mengendalikan situasinya yang kejepit. 

Dari bawah dijepit rakyat, dari atas digencet PDIP. Seru om?

Tidak ada komentar: