JSMR Lagi

Saya nyoba analisis kecil2an lagi saham JSMR,. Salah satu saham idola saya.
Dari beberapa indikator teknikal dapat terliat, stoc fast mendukung, RSI juga, SMA sama pun. Sedangkan dari volume, stoc slow dll saham ini masih menuju area oversold.
Tapi dari garis support posisi trading 3 hari perdagangan sebelumnya berada dalam support yang kuat, gitu juga dengan trendline selama sebulan terakhir yang bergerak ke atas.
Tapi masih ada nih yang kurang dari analisis saya, terkait ambil di harga berapa dan lepas di berapa, untuk sementara R1R2 dan S1S2 bisa ditetukan melalui pivot point.
Smoga ilmu saya bertambahlah dalam analisa saham lebih detail lagi.

Halang Rintang

Alhamdulillah skripsi saya sudah diseminarkan. Dengan judul analisis intellectual capital pada bank nagari dan hubungannya dengan kinerja perusahaan. Kejadiannya hari Rabu tanggal 16 November kemaren tapatnya kalau kalian mau tau. Masih ada yang perlu direvisi sedikit kata dosen yang menguji skripsi saya kalau benar beliau memang menguji. Tapi keknya beneran lah, karna saya sendiri memang ngerasain ada yang janggal setelah diberi kebenaran sama si dosen.


Itu skripsi sudah ditampilin aja saya senang, setelah nunggu setahun beberapa minggu ngerjainnya. "Apa, setahun???" kok kaget, kalian seharusnya ngsih ucapan selamat ulang tahun dong, saya saja bikin acara tiup lilin segala sama si skripsi. Tapi nggak sampai makan malam bersama karna tau itu akan terliat aneh, lha bikin acara niup lilin itu aja udah aneh, bener kan? Bener.

Sebelum kaget cobalah liat skripsi saya itu terlebih dahulu. Kemungkinan ada dua kutub ekstrem berkomentar.
Yang pertama bilang: Wah, ga ngerti saya,. susah banget
Orang pertama itu macam abang sepupu saya yang bilang.
Yang kedua bilang: Gini aja apa susahnya sih, apa lagi cuman deskriptif aja, Gampang mah..
Orang kedua itu macam teman saya yang berkomentar

Tapi saya punya jawaban untuk keduanya kok,
komentar pertama saya tanggapi: maka karna itu lama, lha itu penelitian selevel s2 kok... pembimbing saya aja udah s3. He

Komentar kedua saya jawab: maka karna itu lama, DISEBABKAN SAYA TAK PUNYA WAKTU UNTUK URUS HAL REMEH TEMEH DAN GAMPANG SEPERTI ITU. HAHAHAA....

Tanggapan kedua saya sepertinya lebih ok, apalagi menurut Mario Teguh yang pernah punya sabda: Hanya orang kecil yang disibukkan hal kecil, orang yang besar tidak akan dipusingkan dengan hal kecil karna fokusnya menyelesaikan masalah besar.
Jadi itulah, skripsi saya itu macam hal kecil lah.. hehe

Kok kesannya saya jadi malah sombong ya nganggap itu skripsi hal yang remeh. Padahal dibalik tiap lembar skripsi itu ada kasih orang tua dan kakak saya yang tak henti berjuang, ada sanak keluarga yang turut beri perjuangan, ada dosen pembimbing yang tak bosan mengingatkan, ada pacar yang selalu kasih bantuan (dan kecupan), ada rekan, teman, kerabat kasih dukungan (malah junior yang di Pojok BEI Unand rame yang datang waktu seminar). Dan tentu saja dibalik itu semua ada Allah, Tuhanku Maha Keren.

Ya Allah, terima kasih karna Engkau tau hamba memang tidak mampu mengerjakan skripsi itu sendirian, tapi Engkau tempatkan hamba dekat dengan orang-orang yang peduli sebagai jawaban. Berkatilah mereka, segala Puji untukMu Tuhanku.

Ilusi Optik?

Dua minggu yang lewat Ibu saya diajak adiknya ikut terapi yang rendam kaki itu. Bukan yang rendam kaki yang pake digigit ikan-ikan kecil itu, apalagi yang digigit-gigit ikan piranha. Bukan. Tapi yang ada alat elektrisnya.

Ada beberapa tempat di Padang yang saya tau nyediain terapi macam itu, tapi Om saya ngajak Ibu yang ada di daerah Parak Laweh. Kalau orang Betawinya bilang: daerah Kebon Gede. Hahaha.

Perlu beberapa kali ikut terapi agar bisa lebih sehat. “Hanya meminimalkan penyakit dan racun dalam tubuh, bukan untuk sembuh total karena kan kita makan-makan terus, kemasukan racun-racun dan bakteri terus.” Itu orang terapinya yang ngasih penjelasan.
Untuk terapi hari selanjutnya saya yang nganter Ibu. Sekalinya terapi 30menit, kita cuman perlu duduk anteng selama itu. Karena sama-sama akan nunggu juga, hayulah saya nunggunya juga sambil rendam kaki.

“Ini aman gitu ada aliran listrik di air?”
“Nggak apa-apa, tenang aja.” Si mbak terapis mulai nyolokin kabel.
“Aahhh… eghh…” Saya teriak tertahan
Si mbak kaget, ada ibuk-ibuk yang juga lagi terapi sama kaget juga keknya. “Eh kenapa? Nyetrum ya?”
“Eh nggak apa-apa kok.” Jawab saya. Saya jawab gitu karna memang ga kenapa-kenapa. Tadi itu cuma mau teriak aja.
“Aduh, bikin kaget aja kamu.”
sebelum
ini foto habis terapi

Air hangat yang awalnya jernih waktu awal kaki saya direndam, eh Ya Allah berubah kek air comberan setengah jam setelahnya. Hasil perubahan warna air itu ditafsirkan berikut sama terapisnya: Itu yang busa-busa asam lambung kamu banyak, agak parah maag kamu. Itu juga yang agak berminyak warna kuning kemerahan kolestrol kamu yang diserap, agak tinggi juga, trus itu yang putih-putih kenanya di sendi dan tulang kamu, jarang gerak kamu itu. Trus yang item banyak itu polusi-polusi semua.

Saya nunggu penjelasan tambahan si mbak terapis. Saya kira si mbak mau nambahin di ujung kalimatnya, “Itu penjelasannya ‘disclaimer on’ ya.” Ternyata nggak, cuman sampai polusi itu aja. Ya biarlah.
hasil terapi kedua

Mudah-mudahan emang bisa jadi lebih sehat abis terapi-terapi gitu, sekalian kualitas kesehatan saya upgrade secara pribadi tentunya. Apalagi pas terapi kedua kemaren air di ember kecilnya udah nggak sekeruh waktu pertama. Biar pacar saya ga bilang itu sebenarnya bukan tempat praktek terapi, tapi tempat praktek sulap. Halahhh….he

Biarkan Papua Mandiri, Bukan Pembiaran

Papua itu tanah terjajah, terjajah bangsa sendiri. Bangsa sendiri yang diperkuda bukan pula oleh negara lain, tapi hanya sebuah perusahaan asing. Hebat nian itu perusahaan bisa menundukkan legitimasi pemerintahan sebuah negara.
Dulu dosen saya waktu di Jurangmangu pernah cerita tentang mantan mahasiswanya. Mantan mahasiswanya yang sudah pernah menjadi auditor pemerintah. Dibilang 'pernah' karena mahasiswanya itu sudah almarhum.

Almarhum karena ketika mahasiswanya itu melakukan audit lapangan di salah satu lokasi tambang Freeport atau Fuckport atau apalah namanya. Lokasi tambang yang berada di balik hutan belantara Papua, untuk mencapainya dengan gampang musti naik helikopter.

Itu helikopter punya perusahaan, dinaiki oleh auditor pemerintah, dan tentu juga orang dari pihak perusahaan. Saat di atas hutan belantara itulah para auditor didorong keluar dari helikopter. Kasusnya ga selese sampe sekarang.

Maka kalau pacar saya bilang ingin kerja jadi akuntan di Freeport tentu saja saya tidak mau kasih setuju. Takut kena bunuh nggak, karena kan katanya kerjanya di Jakarta. Lagian kan bukan bakalan jadi auditor eksternalnya.

Lebih dari itu, saya ga mau aja pacar saya ikut ambil bagian sebagai penjajah bangsa sendiri.Ntar dikutuki roh moyang Papua jadi patung asmat kan berabe..

Jadi itulah, sayang sekali pemerintah kita kayaknya melakukan pembiaran. Pembiaran yang kalau terus-terusan akan jadi permasalahan sosial yang makin akut. Lagi saya pikir kalau pemerintah merasa berat ngurusin Papua dan nanggung-nanggung membiarkan masalah begitu, ya biarkan saja mereka merdeka. Hidup dengan soul n value nya sendiri yang tak akan pernah dipahami Jakarta.

Hidup Papua, oh merdekalah selalu

Jadi Bajingan

Cerita adaptasi, dagelan komik Surayah Pidi Baiq yang juga ada dalam Kitab Alasbun beliau. Lucu..

Sepasang kekasih lagi kencan di kafe

Akang (A): seneng deh punya pacar kayak Neng...
Eneng (E): eneng juga Senang Kang...
A: Pokoknya, sebelum kita nikah Akang gak bakalan nyium Eneng, biar cinta kita suci
E: Iya Kang..
A: Kalau sampai Akang nyium Neng sebelum kita nikah berarti Akang adalah cowok bajingan Neng
E: Iya Kang...
A: Neng...
E: Apa Kang?
A: Duh gimana ya?
E: Gimana apanya? Ngomong aja Kang...
A: Akang mau jadi cowok bajingan Neng...

Huahaaha....

Sejarah Perkembangan Saham

Anak SMA sekarang sudah enak. Untuk yang jadi lapar karena dengar kata enak, perlu diketahui anak SMA itu siswa sekolahan, bukan nama makanan. Mohon dimengerti. Untuk yang kanibal mungkin jadi makin lapar. Saya pahami.

Enaknya karena kurikulum pasar modal secara mendasar sudah mulai diperkenalkan untuk mereka saat belajar di kelas. Zaman SMA saya dulu yang nam… bentar dulu, bagusnya diganti ‘kemaren’ karena kalau ‘dulu’ kesannya saya lahir di masa peralihan Orde Lama dan Orde Baru., Ok diulang, zaman saya SMA kemaren, belum ada itu namanya belajar pasar modal. Jadinya pas kuliah harus belajar dari awal banget. Padahal idealnya pas kuliah itu sudah tinggal belajar hitungan atau aplikasi.

Begitu pentingnya mengetahui pasar modal dari dini, mengingat perannya begitu penting bagi sebuah negara. Sehingga penting juga untuk diketahui lebih dini. Hal itu yang saya sampaikan waktu safari pasar modal (Capital Market Goes to School) di SMA 1 Payakumbuh, Sabtu 29 Oktober kemaren.
Acaranya itu ide PIPM Padang yang pelaksanaannya diserahkan PIPM ke mahasiswa Pojok BEI UNAND. Saya sebagai yang kerja di perusahaan sekuritas yang juga menjalin kerjasama dengan Pojok BEI maka diundang serta. Kalau saya kerjanya di perusahaan sekuritas lain akankah tetap diundang? Heu..

Kalau seandainya ada diantara kalian yang begitu kritisnya bertanya kenapa harus mengadakan acaranya di luar kota, kenapa nggak di padang saja? Demi kekritisan kalian, ketahuilah jawabannya adalah karena Pojokers itu ingin ngadain acara yang sekaligus bernuansa bertamasya ria. Malah kalau perlu ke Pekanbaru itu mereka ngadain acara. Haaha,, tidakkah ide mereka itu lebih kritis dari pertanyaan di atas? Mudah-mudahan bukan turunan senior mereka. Ehm..

Materi yang saya sampaikan tentang sejarah, perkembangan, dan peranan pasar modal. Terpujilah Larry Page yang telah menyediakan Google untuk seluruh umat manusia. Untuk para pencari ilmu, para pencinta hiburan, para plagiator juga. Dari BAPEPAM dan BEI cuma diketahui sejarah pasar modal Indonesia dan Asia berawal dari masuknya VOC. Sebelum itu musti ada yang mendahului bukan? Saya ingin merunut ke beeeelakaaaaang lagiiiiii……. Dari awal adanya saham itu.
Untung ketemu itu situs http://belajarinvestasi.com/dasar-saham/sejarah-perkembangan-saham.html. dibahas lengkap dari awalnya ada saham sejak zaman imperium romawi, hingga pasar modal saat ini. Silahkan teman-teman pelajari langsung dari sumbernya.

Tapi masih kurang lengkap itu rasanya. Mesti juga sebelum Romawi itu ada asal muasalnya. Saya googling lagi. Sampai akhirnya tercerahkan karena ketemu kesimpulan bahwa akar adanya saham itu sejak zaman Rasulullah SAW, bahkan lebih hebat lagi: dari kitab suci Al Quranul Karim!

Berlebihankah kalau saya cerita? Saya harap nggak kalau teman-teman buka dulu Quran Surat Al Baqoroh ayat 275-283. Khususnya ayat 282, ayat terpanjang dalam Kitabullah. Ringkasnya disitu sitekankan pentingnya catat mencatat hutang-piutang dan segala hal mengenai peralihan harta, disertai saksi yang ditunjuk. Zaman sekarang pencatatan itu sudah dilakukan JATS dan saksinya sudah diwakilkan KPEI dan KSEI.

Tapi Rif, disana kan nggak ada penekanan kata saham? Aduh, kok masih belum tau sih kalau Quran itu sumbernya ilmu. Sumbernya itulah yang dipelajari sehingga menghasilkan ilmu. Lagian coba deh bahasa Inggris saham kan share, ada dulu yang bilang asalnya dari kata sharee/sharia yang itu kalau kalian mau tau adalah bahasa arab.

Itu juga yang dilakukan Rasul dengan memperbolehkan sistem bagi hasil dalam pengelolaan tanah pertanian/perkebunan pada masa itu. Orang yang ga punya tanah boleh mengelola tanah yang dimiliki orang lain yang entah sibuk karena apa sehingga tak bisa mengolah tanahnya sendiri. Lantas hasil dari olahan tanah tersebutlah yang dibagi antara sang pemilik tanah dan pengelolanya. Berapa bagian untuk bagi hasil itu disepakati dengan ijab qabul. Itu asal muasalnya.

Kalau di masa sekarang sama aja orang ada orang yang kapabel dalam mengelola perusahaan (manajemen), tapi ga punya perusahaan yang akan dikelola. Trus ada orang yang kelebihan dana untuk mendirikan perusahaan (pemegang saham). Ntar itu lah ada bagi hasil antara manajemen (gaji,fasilitas) dan pemegang saham (dividen).

Kalau begitu kok orang masih mendemo bursa efek? Akankah bursa mengalami crash dalam yang membuat perdagangan saham ditutup? Hmm., Insyaallah saya ulas dikesempatan berikutnya saja dikarenakan saya sudah capek ngetik ini ya.