Pandir

Memang selalu sih, tiap tahun, tiap ujung lebaran, yang namanya pusat perbelanjaan di sini ramai. Ramaaiiiii... Baik dijalannya yang menyebabkan macet parah, pun di dalam pusat perbelanjaan itu sendiri, saya bisa tebak dan bayangkan, sesak. Kayak koloni kampret di gua sempit.

Pola ini kejadian tiap tahun, tiap ramadhan. Tapi ya itu, kenapa orang banyak mau menghadapi kenyataan begitu. Kalau pinteran dikit, kan bisa seminggu/dua minggu sebelum ramadhan masuk sisihkan sedikit waktu sama keluarga untuk shopping. Sampai puas. 

Atau juga seminggu/dua minggu awal ramadhan. Kan masih kondusif itu. "Tapi rif, THR nya kan dapatnya ya pas akhir-akhir ramadhan juga. Makanya orang-orang ya bisanya shopping pada momen yang sama. 

Iya, tapi kan nggak harus ke tempat yang itu juga kan. Tau rame begitu. "Tapi rif, di sini kan mall cuma ada dua, Bakso mall dan Plasa Andalan, ya wajar la kesana semua. One stop shoppingnya terbatas. Kalau tempat lain jadi sedikit pilihan dan ya tempatnya jauh-jauh. Kalau mall enak, pilihan banyak, kalau nggak suka tinggal ke sebelah. Yang dicari pun bisa macam-macam barang, bukan hanya baju dan kue aja. Gimana sih rif." 

Etapi, di keluarga saya bisa tetep lebaran juga kok meski tanpa menjadi pandir begitu. Alhamdulillah tetap dengan kue lebaran, alhamdulillah dengan pakaian baru, setelah saya ingat-ingat lagi juga. Kue lebaran, sudah saya ceritakan di post sebelumnya. Kalaupun ada kukis atau cake lain, sudah pesan jauh-jauh hari. Yang jual kue kan bukan di mall aja. Ada banyak penjual kue enak di kota ini yang nggak melulu jual di mall. Yang jual cola juga bukan mall aja toh.  Beli baju, biasanya ya itu, pokoknya sebelum atau awal ramadhan. THR belum diterima itu, ya makanya belinya tidak beli sekaligus kue-kuenya dan baju-bajunya. Kalau sekaligus gitu THR sebulan gaji dalam sehari jebol juga.

Dan akhirnya di penghujung ramadhan bisa lebih tenang. Mau santai di rumah, mau kerja bersih bersih rumah karena mau lebaran. "Tapi kan ke mall itu juga sambil hiburan dan liburan begitu rif".
Nah ini saya nggak bisa mbantah, kalau namanya senang itu selera pribadi. Tapi apa iya bisa senang macet dan sesak begitu?

Makanya saya banyak doa supaya puasa ini nggak rusak, mengingat saya sudah ngata-ngatain orang pandir, mana orang pandirnya banyak lagi, se-mall dari siang-mpe malam. 

Mudah-mudahannya juga dikemudian hari saya tetap diistikomahkan untuk tidak larut menyambut momen lebaran dan tidak ikut-ikutan untuk mau-maunya macet-macetan dan sumpek-sumpekan di mall. Amiin.  

Kue Lebaran Ideal

Sudah sejak 2011 lalu, kalau lebaran, saya selalu usul dan memaksa ke Ibu, untuk jangan menghidangkan kue-kue untuk lebaran, seperti lazimnya kue-kue lebaran. 

Maksudnya begini, Tuan dan Nyonya tentu mahfum bahwa pada saat lebaran, baik saat  menghidangkan kue lebaran, ataupun pergi berlebaran ke rumah orang lain, yang ada adalah kue-kue atau kukis yang nyaris seragam semuanya. Atau kacang-kacangan. Kastengelkah, nastarkah, putri saljukah, kue kejukah, kue bawangkah, kue sagukah, kacang bawangkah, kacang telorkah, dan sejenis-jenis itu semua. 

Tidakkah Tuan merasa mati selera ketika berlebaran ke rumah orang lain dan dihadapkan dengan kue yang itu-itu saja? Tidakkah Nyonya berpikiran bahwa tamu nyonya pun merasa mati selera ketika di rumah kita mereka nemunya juga kue-kue sejenis yang juga didapatinya di rumah-rumah lain yang ditamuinya itu? 

Tak jarang, akan selalu ada kue-kue lebaran idul fitri itu, akan ketemu dengan lebaran haji. Belum lagi harga setoples kue-kue itu sekarang yang lumayan mahal. Saya liat harga online kue kastengel, dijual 96ribu. Baru setoples, baru satu jenis kue. 

Lalu bagaimana?

Sejak 2011 hingga lebaran yang minggu depan, saya sudah sukses memaksa Ibu untuk lebih menghidangkan kue altenatif. Tidak susah nyarinya, dan relatif tidak lebih mahal secara agregat. Dibandingkan dengan harga kue-kue khusus lebaran. 

Gampang, tinggal pergi ke minimarket. Liat disana banyak wafer tango, udah yang kaleng, itu 20ribuan. Satu kaleng itu stok 3-4 hari lebaran juga cukup. Atau juga oreo banyak. Liat itu ada snack ringan stick kentang buatan industri rumah tangga. Setengah kilonya aja juga 20ribuan. Untuk stok selama lebaran pas. Sama itu juga permen bola coklat apa sih mereknya, pabrikan yang nggak terkenal. Tapi isinya banyak dan harganya ndak lebih pula dari 30ribu. Ponakan saya yang bocah juga banyak, ini bisa ada jual jelly bungkusan kecil dari nata de coco atau wong coco, sebungkus hampir 500gr itu 12rbuan, beli 4-5 bungkus cukup. 

Dan banyak lagi itu kan kue-kuean, biskuit-biskuitan. Tinggal pilih sesuai mau. 

Maka demikian kita sudah mendapatkan benefit-benefit seperti saya cerita di atas. Selera kita dan tamu menjadi ada alternatif dari kue-kue lebaran mainstream. Harga yang dibayarkan pun juga jadi lebih rasional, kombinasi kue-kue di minimarket itu, dengan jumlah yang lebih banyak, setara dengan setoples kue lebaran. 

Gampang dan seru nggak? Nggak juga gapapa.