Review IHSG 2009-2012 dan Perkiraan Pergerakan IHSG 2013


Dalam review IHSG selama empat tahun terakhir, jika grafik bulanan IHSG diletakkan secara bersamaan, terjadi beberapa kemiripan pada tiap tahunnya, kecuali untuk periode kuartal II (April-Juni). Untuk kuartal II tersebut, terlihat adanya pola dua tahunan. 

Pada kuartal pertama (Januari-Maret), IHSG selama empat tahun tersebut selalu mengalami peningkatan. Meski di 2009 dan 2010 terdapat sedikit koreksi pada bulan Februari, namun tidak terlalu drastis. 

Pada kuartal II, tahun 2009 dan 2011, kenaikan IHSG pada kuartal pertama kembali dilanjutkan tanpa adanya koreksi. Sedangkan untuk dua tahunan antara 2010 dan 2012, kenaikan kuartal I dilanjutkan sampai April, meski mengalami koreksi dalam di bulan Mei. 

Sedangkan untuk kuartal III, grafik IHSG untuk tahun 2009, 2010, dan 2012 memiliki kesamaan; mengalami peningkatan sejak Juni hingga Juli, IHSG kemudian bergerak sideways (mendatar) pada bulan Agustus, hingga kemudian kembali rally di bulan September. 

Untuk kuartal IV, kemiripan pola grafik terjadi untuk tiga tahun terakhir 2010, 2011, dan 2012. Sama-sama meningkat di bulan Oktober dan kemudian sama-sama turun di bulan November. Namun ada kesamaan pada empat tahun terakhir ketika tutup tahun IHSG di bulan Desember; baik tahun 2009, 2010, 2011, maupun 2012, terjadi penguatan IHSG dibanding bulan November. Kecendrungan ini disinyalir akibat aksi windows dressing dari para manajer investasi.


Pada tahun 2013 ini pergerakan IHSG sudah melampaui harga tertinggi yang pernah dicapai sebelumnya 4338.892 sejak akhir Januari dan terus membentuk harga tertinggi terbaru. Terakhir mencapai rekor ketika ditutup 4928.102 pada hari Rabu 27 Maret kemarin. 

Dengan gambaran chart setahun terakhir, terlihat jelas bahwa IHSG berada dalam uptrend dan diperkirakan masih akan berlanjut. Itupun dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya koreksi terlebih dahulu sebelum IHSG kembali melanjutkan penaikan.  

Beberapa faktor pendorong:
-      - Kenaikan volume perdagangan setahun terakhir.
-       -Garis regresi linear IHSG setahun terakhir yang menandakan IHSG berada dalam posisi uptrend.
-     -Ditunjuknya Agus Martowardoyo sebagai Gubernur BI, dimana Agus sendiri merupakan mentri ekonomi dengan latar belakang perbankan yang kuat.
-Optimisme juga didukung dari pergerakan trending sektor



Meskipun potensi kenaikan lanjutan IHSG cukup besar, namun beberapa poin dapat menjadi penunda pergerakan positif IHSG, beberapa diantaranya:
-      - Beberapa indikator teknikal seperti MACD dan Stocastic menunjukkan posisi overbought sehingga rawan koreksi.
-      - Fibonacci ratio menunjukkan bahwa IHSG masih berada pas di titik resistennya yang memungkinkan indeks untuk terpantul turun menuju ke level support 4600-an.
-       - Menunggu kebijakan yang akan dilakukan oleh Gubernur BI yang baru serta menanti pengganti Mentri Keuangan dan kebijakan-kebijakan yang akan diambil.

Dari pertimbangan-pertimbangan dengan dukungan data teknikal, diperkirakan IHSG akan mampu mencapai 5230 sebelum tutup tahun, meskipun akan didahului dengan koreksi yang dipengaruhi indikator teknikal dan perkembangan politik-perekonomian nasional. Jika poin-poin penghambat IHSG gagal mengakibatkan koreksi pada indeks, investasi dapat ditempatkan pada saham-saham big cap dari sektor-sektor yang menopang IHSG. Sedangkan jika skenario koreksi teknikal terjadi, investasi saham dapat dialokasikan pada saham-saham second liner.
 


Tidak ada komentar: