Tokoh Pasar Modal Padang

Semalam rekan Pojok Bursa Efek Indonesia Unand mengadakan acara Pojok Award, semacam penghargaan bagi para pengurus dengan berbagai kategori dan  kriteria-kriteria tersendiri yang saya tidak terlalu musingin berdasar apa. Acaranya seru dan meriah gitu saja sudah bikin senang. 

Di Padang, kegiatan dan nilai transaksi pasar modal nggak semarak seperti di kota-kota lain. Orang-orang yang terlibat di dalamnya masih itu-itu saja. Adapun yang baru terlibat ya masih tahap-tahap awal. 

Namun begitu, dengan sedikit tokoh yang ada tersebut sepertinya sama sepakat untuk menyemarakkan pasar modal ke masyarakat agar bukan hanya sekedar seperti gerakan akar rumput. 

Baik itu dari segi edukasi ke masyarakat, investor baru, peningkatan transaksi, perambahan pada dunia akademik yang masih baru hanya mengenal teori, dan juga SDM untuk yang terlibat di pasar modal Padang. 

Saya mengenal pasar modal Padang secara aktif mulai 2008 sejak awal bergabung dengan Pojok BEI, hingga sekarang, menurut saya berikut tokoh-tokoh yang telah aktif memajukan pasar modal di Padang:

Beliau ini Kepala Kantor Pusat Informasi Pasar Modal Padang, kuasa perwakilan Bursa Efek Indonesia, di bawah divisi pemasaran. PIPM diresmikan di Padang tahun 2008 dan sejak saat itu Pak Reza menjabat sebagai pimpinan di PIPM. 

Sejak adanya PIPM, banyak pihak dari berbagai kalangan yang berkunjung dan semua diterima dengan baik oleh Pak Reza, kalau sebagai Pojokers, memang terasa sambutan Pak Reza terhadap antusiasme mahasiswa. Saran dan nasihat yang diberikan juga tidak melulu soal pasar modal tapi juga kiat-kiat karir dan lifeskill yang berguna bagi kami.

Melalui PIPM, Pak Reza aktif mengadakan event-event edukasi pasar modal mulai dari Sekolah Pasar Modal, Forum Investor, Forum Calon Investor, Proram Edukasi, Kunjungan Instansi, kampus, dan berbagai acara lainnya.

Seingat saya ketika tahun awal PIPM mengadakan event yang datang itu separuh dari undangan hingga sekarang jika mengadakan acara hampir selalu melebihi kapasitas yang disediakan. Ya artinya awareness masyarakat terhaadap pasar modal sudah mulai on. 

Masyarakat pasar modal umum di Padang mungkin banyak yang nggak kenal dengan beliau. Namun kami tau, berkat pro aktif si Early inilah kalangan akademisi mengenal pasar modal serta sebaliknya, kalangan pasar modal mengenal Unand melalui Pojok BEI-nya. 

Saya seangkatan dengan Early ini waktu pertama kali bergabung dengan Pojok BEI, setahun sesudahnya Early terplilih sebagai Direktur Utama dan menjalankan megaproyek konsep Pojok BEI 3 in 1. 

Aktif melobi berbagai kalangan dari stakeholder untuk mengurus proses 3 in 1, namun juga tidak mengabaikan staf-staf lainnya mengenai edukasi pasar modal. Kalau Pojok BEI di kampus lain yang aktif untuk mendirikan Pojok BEI 3in1 datang dari dosen, kalau Unand, murni diaktifi oleh mahasiswa.

Salutnya ketika masa jabatan sebagai Dirut yang setahun itu habis, sementara proyek 3 in 1 masih separuh jalan, beliau tidak serta merta meninggalkan Pojok BEI. Proyek tetap jalan hingga akhirnya bisa diresmikan tahun 2011 lalu. Jadi total 3 tahun lebih itu menunjukkan kepada Pojokers apa itu namanya dedikasi.

* Bang Devi dan Bang Rudi
Nah, ini tandem maut. Dua broker Panin Sekuritas Padang, yang menguasai lebih dari separuh nilai transaksi pasar modal di Sumbar. Mentor saya dan Early dalam mendalami dunia praktis pasar modal. Haha.. Kami awal kenal beliau juga saat Panin Sekuritas nebeng lokasi awal di PIPM, nah karna sering mampir ke PIPM, otomatis juga ngobrol-ngobrol dengan beliau berdua. 

Dari merekalah saya tau bagaimana dunia praktik pasar modal sesungguhnya. Karna jika mengharapkan edukasi datang dari dosen, ya taunya hanya teori.

Dari praktik sesungguhnya ini kita jadi tau bagaimana selain pergerakan 'suci',  pergerakan saham juga banyak diperani oleh bandar, dan bahwa analisa saham itu bukan cuman fundamental dan teknikal, tapi juga rumor-rumor dan isu pasar. Tinggal bagaimana investor menyikapi, mau pilih cara baik atau sebaliknya. Sesuai pemahaman yang diimani saja lah. 

*Broker-broker dan trader-trader lain
Nah ada beberapa sekuritas lainnya di Padang ini dengan brokernya masing-masing  dan nasabahnya masing-masing. Pihak-pihak inilah yang menghidupkan kegiatan transaksi bursa saham di Kota Padang. Saya sendiri mengenal mereka baru setelah berkarir langsung di bidang ini. Jadi maafkanlah kalau saya tidak yau betul bagaimana sepakterjang dan trackrecordnya.


Ulalabeibeh

Beberapa hal seperti berjalan tanpa diduga-duga dan sedikit sulit diprediksi belakangan ini. Segala hal memiliki berbagai variabel yang bertali-temali. Halusinasi kemana-mana. Kalau sudah begini harusnya dengan kesadaran diri kita tau harus kembali ke mana untuk mengadu. Agar segala sesuatunya dapat berjalan di trek yang benar, InsyaAllah. 

Hal yang benar saat ini, badan saya terutama di bagian wajah, sudah bersegi-segi. Tulang-tulang dibalut kulit berdaging tipis berebut menonjolkan diri. Maka kalau tujuan body gym itu cuma sekedar membentuk lekuk tubuh, ya saya sudah mencapainya. Hanya dengan cara yang berbeda ya. Mereka lekuk dengan otot, saya lekuk mengikuti struktur rangka. 

Jadinya ada niatan saya untuk membeli itu, susu bubuk berkaleng putih dengan merk dagang Appeton Weight Gain. Memang belum jadi-jadi juga, karna saya sih malas minum susu seperti yang Tuan tau. 

Nanti deh kalau sudah saya konsumsi dan ada progresnya bagaimana, saya bisa berkabar lagi di sini.

Jakarta Kita

Bentar lagi pemilukada Jakarta. Urusan saya apa? Keturunan Betawi bukan, domisili di Jakarta juga nggak. Ah, Jokowi kan juga begitu kakaaakk... Dia bukan Betawi, tinggal juga masih di Solo. Tapi kan Jakarta bukan hanya Betawi, seperti kita tau bahwa Jakarta itu representasi Indonesia, yang di dalamnya 28% penduduk Indonesia tumplek blek di sana.

Oh itu Jakarta, ibu kota dari segala ibu kota. Ibu kota politik, ibu kota hiburan, ibu kota bisnis, ibu kota pendidikan, dan berbagai ibu kota lainnya lah.

Kira-kira tahun 1975, Soekarno mengusulkan ide pemindahan ibu kota Indonesia, Jakarta ke Palangkaraya, Kalimantan, karena letaknya yang di tengah-tengah kondisi geografis Indonesia, sehingga pemerataan pembangunan bisa seimbang antara wilayah barat dan timur. 

Seakan Soekarno telah menerawang bagaimana kondisi Jakarta puluhan tahun berikutnya. Padahal pada itu Jakarta tengah jaya-jayanya untuk bergeliat menjadi megapolitan. Berkat gubernur saat itu, Ali Sadikin, yang diklaim sebagai gubernur paling sukes di DKI, (nomor dua nya sih kabarnya Bang Yos). 

Ali Sadikin sukses menjalankan pembangunan ibu kota dengan bangunan-bangunan baru dan megah, jalan-jalan dan berbagai infrastruktur lainnya yang bagus di banding kota-kota besar lain di Indonesia saat itu. Dapat duit darimana?

Karna meskipun Jakarta mendapat jatah lebih sendiri yang disebabkann statusnya sebagai ibu kota negara, tak lain karena kebijakan fenomenal Bang Ali dengan melegalkan dunia hitam seperti judi, prostitusi, dll. Hal positif duniawi dapat berjalan baik bagi Jakarta.  

Pemasukan dari bisnis perjudian luar biasa besar kontribusinya, dan dari lokalisasi di kramat tunggak aktifitas wanita bayaran di klaim lebih terkontrol. Dan ya itu juga, dari pemasukan aktivitas-aktivitas seperti tersebutlah yang digunakan untuk pembangunan Jakarta. 

Sekarang beginilah  hasil kekuatiran Opa Karno, Jakarta yang tak perlu lah saya jelaskan. Bagus namun semwarut bukan hanya dari segi fisik namun juga chaos dari segi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakatnya. Setujukah?

Nah, ini hipotesis ngasal dan ngawur saya aja. Kita tentu tau bahwa kalau kita secara pribadi menggunakan/mengkonsumsi sesuatu yang haram, baik itu dari segi unsur maupun perolehannya, maka akan menghalangi kebaikan kan ya? 

Gitu juga saya menyeolah-olahkan Jakarta, karena dibangun dari duit yang perolehannya nggak benar secara agama, (meskipun legal secara hukum), ya hasilnya begitu. Pembangunannya nggak barokah. Ya seperti jakarta kita sekarang ini lah. Kondisi kota dan masyarakatnya yang menjadi lahan nafkah oleh  kartunis Benny  &  Mice. Sesuaikah kita punya pandangan?

Ah, sebagian Tuan & Nyonya kan akan mengatakan "ih, malaysia saja yang negara Islam punya genting highland  yang melegalkan judi dan prostitusi, ga napa-napa kok?!" 

Aduh, saya mah nggak tau juga ya. Tapi tak cukupkah Jakarta kita ini jadi bukti?



Kenapa di Brunei Tidak Ada Bursa Saham?

Kemarin habis baca berita ini, bahwa di Kamboja sekarang sudah ada yang namanya bursa efek. 2012 baru punya bursa efek? Ketinggalan sekali ya sepertinya. Iya, tapi di sana ga ada  bursa efek lebih dikarenakan adanya konflik Khmer Merah yang telah berlangsung lama. Situasi tidak memungkinkan.

Jadi inget lagi dengan sebuah warta dari Bapepam tertahun 2005, ada dua negara di ASEAN yang tidak memiliki bursa efek, selain Kamboja, ada Brunei Darussalam. Oh itu Brunei Darussalam, yang Brunei itu. Berkali saya cerita ingin ke sana kan? 

Negara kaya anti krisis, selain di sana negara yang menjadikan Hukum Islam sebagai landasan negara. Yang melarang Beyonce untuk konser di sana. Cocok untuk saya yang kurang iman. Karena walaupun Macau juga sama menariknya, jika saya ke sana malah takutnya makin terjerumus dosa. Hahaha..  (walaupun ternyata Sultannya sendiri di sana nyeleneh)

Jadi gitu, di warta Bapepam itu disebutkan bahwa Brunei tidak memiliki bursa efek karena masih terhalang oleh Brunei Company's Act mereka sendiri. Nggak tau lah isinya apa. Di Googling nemu bahasa inggris. Lagi malas mendalaminya. 

Tapi apapun itu, menurut saya Brunei ya nggak perlu dan tidak membutuhkan pasar modal. Karena terkait tujuan adanya pasar modal itu sendiri yang utama: sebagai sarana perusahaan untuk memperoleh dana segar dalam rangka ekspansi usaha. 

Tuan, sebagaimana kita tau, semua pihak di Brunei itu sudah kaya semua, perusahaannya juga. Modal mereka lebih dari cukup untuk ekspansi. Jadi nerbitin saham IPO buat apa lah ya? 

Dari segi masyarakatnya juga, secara juga sudah kaya, ya nggak butuh lagi bursa saham untuk mengadukan nasib uang-uangnya untuk diperbanyak lagi. Cukup lah investasi di deposito dengan basis syariah. Dan investasi mereka lainnya adalah melalui lembaga keuangan dan pembiayaan syariah gitu aja.

Apa lagi, o, alasan dari aspek pemerintah, yang mengutamakan peningkatan pajak dan menggairahkan dunia usaha melaui pasar modal. Ah, penduduknya cuma ratusan ribu apa pada makmur semua apa yang perlu digairahkan lagi. Untuk pajak? dari sektor tambang minyak sudah menutupi bahkan melebihi kebutuhan negara. 

Bahkan kita tau Brunei itu negara yang,  aman dari berbagai dampak buruk krisis ekonomi, regional maupun global karena kondisinya yang zero debt. 

Pasar modal, untuk apa lagi?

Harinya Sektor Perbankan

Ehm, selamat sore Assalamualaikum wrwb.

Reportase sedikit tentang bursa kita yang sejak beberapa hari ini mengalami trend bullish akibat adanya dana asing masuk yang cukup besar. Terlepas dari itu sinyal palsu atau tidak, tapi hal ini telah dimanfaatkan beramai-ramai khususnya oleh sektor perbankan.

Ada kuartet bank-bank besar yang mendominasi sektor ini dimana tiga emiten diantaranya memiliki ciri kenaikan yang sama: sama-sama telah menembus level resisten dan penignkatan volume transaksi.  Kenaikan ketiganya pun sejak seminggu hari bursa ini berjenjang naik dengan cantik.
Ketiga bank yang memiliki pergerakan serupa ini yaitu BBNI, BBRI, dan BMRI.


Yang cukup mantep naiknya yaituuuu tadaaaa.... BDMN. Yap, aksi korporasi nya dengan Temasek melalui DBS Bank kan ya?
Sempet suspen sehari kemaren, pas opening tadi langsung melonjak drastis. Melebihi short term target yang diperkirakan di postingan sebelum ini. Selamat deh.


Padahal sebelum-sebelumnya ini saham anteng banget ya sideways melulu.

Nah, namun yang perlu dikuatirkan karna indeks kita yang over increase cuma dalam beberapa hari saja ini. Akan ada kemungkinan koreksi sehingga tak apa-apalah kita jual dulu, take profiiittt... Buktinya stocastic slow masing-masingnya sudah memberi sinyal overbought. Ntar bisa beli lagi kok di harga bawah karna prospek masih bagus untuk kedepannya pada saham-saham tersebut.

Untuk yang ingin menghindari dampak buruk syariah, ya cukup lah kita liat-liat saja karna kita tau saham-saham perbankan ini tidak masuk dalam indeks syariah.

Sip deh, gitu dulu deh. Disclaimer On yo.