Tebak-tebakan Abad Ini

Gw main tebak-tebakan bareng Behelorens:

Gw: Teng teng apa yang bunyi????
Behelorens: Ngg.,teng... teng baja!
Gw: Bukan.
Behelorens: Trus teng apa tu?
Gw: Teng yang bunyi itu... tengtengtengteng....
Behelorens: Teka-teki apa sih...

Sungguh tebakan aneh..
Pak tua mendorong sepeda bebannya
Tertatih menyebrangi perlintasan kereta api
Topi petnya lusuh dipanasi terik matahari, basah oleh keringat dari pori-pori kepala
Masih jauhkah perjalanan itu?

Cerita Malam

Sekarang udah hampir tengah malem, belum bisa tidur juga dimana gw harusnya tidur cepet. Karena besok pagi gw ada dua tugas presentasi. Jam setengah 8 nyampein materi Analisis Ekuitas di kelas Analisis Informasi Keuangan trus jam setengah 11 presentasi Carbon Accounting di kelas Seminar Akuntansi. Kudu ontaim kata Buk Yurni, ga boleh telat kata Pak Yuskar.

Padahal tadi, kelar isya pas rampungin materi di kosan temen gw, ngantuknya banget-banget. Gw coba bikin kopi, masi ngantuk juga. Mungkinkah kopinya kadaluarsa?

Jadilah materi-materi tadi dijejalkan agak secara paksa ke memori gw. Lha sekarang baru berasa efek kafein kopinya. Lambat banget responnya, mirip pemerintah. Musti ada mahasiswa pertanian dan mahasiswa politik yang melakukan penelitian tentang korelasi lambatnya efek kafein kopi dan lambatnya pemerintah membuat kebijakan.

Bagusnya cerita apa ya biar gw cepet tidur? Jangannnn,, jangan cerita dewasa… Malah tambah susah tidur gw..

Gw kira ga perlu juga kan ya gw bikin acara macam lelang blekberi kek di tipi-tipi yang sering nongol tengah malam gini. Bukannya apa-apa, soalnya gw ga punya DUA SYARAT UTAMA lelang blekberi kek gitu: tengtop sama blekberi.

Ya, entah siapa yang bikin peraturan, semacam terdapat standar prosedur, bahwa untuk lelang blekberi tengah malam pembawa acaranya harus memakai tengtop, entah untuk tujuan apa. Ga lucu kan kalo liat cowok tegap (ehemm) kek gw ini makai tengtop warna-warni??

Apa, lucu? Terserahhhhhh…..

Dan yang terutama untuk syarat kedua untuk lelang blekberi, gw ga bisa
Eh bentar gw ke toilet dulu,.

Oke udah. Kenapa ya kalau kita ke toilet itu disebutnya ‘buang aer’? Apakah pencipta istilah itu dulu ga ngerti perasaan orang-orang di Afrika sana bahwa mencari aer itu susah? Harus jalan berpuluh-puluh kilo. Dan kita malah membuang-buangnya? Ga toleran sekali pencipta istilah itu.

Musti ada mahasiswa jurusan bahasa dan mahasiswa sosiologi yang melakukan penelitian alasan penggunaan istilah tersebut dan meneliti dampak tersinggungnya masyarakat Afrika sana. APE SIH RIFFFF???

Well, sampe dimana tadi? Oh iya tentang syarat kedua lelang blekberi,. Ya gw ga bisa karena LELANG BLEKBERINYA SAMA APA COBA? Lha hape tercanggih yang gw punya aja cuman Nokia2600 berumur 5 tahun yang penahan casing belakangnya udah patah dan tampilannya udah baret-baret sana-sini.

Yah paling nggak hape gw memiliki dua kelebihan utama yang bisa dibanggain: bernada poliponik dan layar warna!

Tertekan batin gw kalo cerita tentang gadget komunikasi kek gini T_T, lagian ga enak kalo kedengeran sama hape gw itu kita lagi ngomongin dia, ikut-ikutan sedih dia ntar.

Jadi inget cerita rakyat tentang seorang penebang kayu dengan dewi penjaga danau keramat, yang ceritanya juga pernah dikartunin di Doraemon. Tau kan? Kapak penebang kayu itu terlepas dan jatuh ke dalam danau, tiba-tiba dari danau muncul dewi yang menenteng dua kapak (kapak lusuh milik penebang kayu dan kapak emas) di kedua tangannya trus bertanya pada penebang kayu, “Kapak-mu kah yang terjatuh ke dalam danau ku?

“I..iya..” jawab penebang kayunya gugup.
“Kapak kayu inikah atau kapak emas inikah milikmu?”
Penebang kayu yang jujur itu mengaku, “Ka-kapakku yang terjatuh adalah kapak kayu itu.”
“Engkau begitu jujur, kalau begitu kapak emas ini juga kuhadiahkan kepadamu.” Dan penebang kayu itupun mendapat hadiah kapak emas dari danau keramat.

Hmm,. Siapa tau aja pas tadi gw ke toilet en ga sengaja jatuhin hape kedalamnya tiba-tiba muncul juga dewi penjaga toiletnya. Sambil nutup hidung karena kelamaan berendem di toilet dewi penjaga toiletnya nanya, “Hape kamu-kah yang jatuh ke toilet ini?”
Gw jawab, “Iya, iya tadi hapeku jatuh ke sana…”
Dewinya nanya lagi, “Hape Nokia kumal inikah kepunyaanmu atau hape Google Nexus ini kepunyaanmu?”
Tentu aja gw bakal jujur, “Oh, hapeku yang nokia jelek itu kok neng.,”
“Sungguh engkau seorang anak muda yang jujur, kalau begitu Google Nexus ini kuhadiahkan pula padamu.”
“Aah,ga usah repot-repot lho neng, eh tapi boleh juga…”
“Ini ambillah, maaf kalo Google Nexusnya bau pesing, lagian salahmu sendiri kencing disini.”

Waahhhhhh…. Kenapa toilet gw ga keramat kayak gitu…
Haduh, ngelantur kemana sih.. dampak angan-angan tanpa ditimpali akal sehat memang mengerikan kadang-kadang.
Gw tidur lagi aja lah..
hati yang terpahat rasa terukir cinta
berdiri tegak di tengah badai
tak lindap oleh lumpur, tak luntur oleh hujan
hanya dituakan waktu seperti daun hijau muda yang kemudian gugur sebagai gemerisik…

Warteg Dipajakin?


Beberapa tahun lalu. Gw bangun agak telat, ada kuliah jam 10an. Buru-buru nyari sarapan. Warteg Bu Edo di seberang belum buka, lanjut gw ke Ceger. Banyak alternatif di sana. Habis sarapan langsung bayar, “mbok, piro?”
“5000 thok…”
Eh baru nyadar, karena buru-buru, dompet ketinggalan di celana yang satu lagi. “waduh mbok maaf dompetku ketinggalan, ntar siang bayarnya boleh ta? buru-buru kuliah…”
“Oo,. ora opo-opo tho dek..”
“ka-te-pe juga ketinggalan di dompet, bawanya cuma hape, tapi jangan ditinggal ya mbok? perlu soalnya.”
“Haha., ada-ada saja, wess., ora perlu.” Si mboknya malah ketawa.

Ceritanya mungkin lain kalo gw makannya di restoran, “waduh mas, dompet saya ketinggalan nih, ntar saya balik lagi ya?”
“Enak aja! Sini tinggal arloji lu buat jaminan! Sekarang lu pergi ke belakang nyuci piring!”
“Saya lagi buru-buru mas…”
“Kalo gitu muntahin yang lu makan tadi.”
“Masa dikeluarin lagi mas?”
“Muntahin ga?”
“Mas…”
“Muntahinnnnn!!”
“Hoeekkkk…” he, ga separah itu juga mungkin ya, tapi tetep pasti ga akan seikhlas si mbok.

Orang-orang baik macam si mbok yang berdagang warteg nggak semata-mata berorientasi ekonomi itu yang rencananya mau dipajakin sama Pemda DKI. Pemda DKI mencatat sekarang ada sekitar 2000 warteg di Jakarta. Katanya potensi 2000 warteg itu kalo dipajakin 10% bisa dapet 50 miliar setahun.

Tapi seenggak-enggak-setujunya kita sama rencana itu keknya kasian juga Pemda DKI yang posisinya gw pikir fait accompli. Seandainya masyarakat luar kota nggak terus mendesak untuk menempati Jakarta, tentu Pemda DKI juga ga harus membutuhkan dana yang banyak untuk pembiayaan pengembangan, perbaikan, dan pemeliharaan infrastruktur dan fasilitas, yang tujuannya untuk warganya juga.

Sumpah gw kasian sama Pemda DKI, masyarakat nuntut ada saluran drainase kota buat ngendaliin banjir, eh pas dibuatin warga pada buangin sampah ke sana. Masyarakat nuntut adanya alat transportasi massa yang efektif dan murah, pas dibikinin busway eh besi-besi haltenya dicopotin. Masyarakat nuntut supaya lalu lintas diatur supaya ga macet lagi, lha jalannya buat satu arah tapi ratusan pengendara motor malah masuk dari arah berlawanan. Gimana ga butuh pajak gede coba? Apa ga kasian gitu liat kumisnya Bang Foke? Lho? He..

Uh, andai aja kasus pajak satu anak perusahaan Bakri, satuuuuu aja, yang senilai 350M itu dituntasin pemerintah pusat, en pemerintah pusat mau bantuin pajak daerahnya Pemda DKI, itu udah bisa nutupin potensi pajak warteg tadi untuk tujuh tahun. TUJUH TAHUN. Andai aja sih…
Adakalanya waktu melesat cepat mengimbangi kilat
Beringas terobos genderang-genderang penciptaan
Semakin menuju ujung perhentian
Semakin bertalu-talu...

The Difference Between Saving, Insurance, and Investment

Sebagian masyarakat mungkin masih ada yang beranggapan kalo menabung di bank itu sebagai salah satu bentuk investasi finansial, begitu juga dengan asuransi.

Jika ngebaca beberapa literatur, kita bakal mengetahui bahwa menabung dan berasuransi itu berbeda dengan berinvestasi. Dimana pengertian investasi yaitu sejumlah pengorbanan ekonomi yang kita lakukan sekarang untuk memperoleh imbal hasil di masa mendatang.

Saving, sesuai definisi harfiahnya sendiri (menyimpan), merupakan kegiatan menyimpan uang dari kelebihan pendapatan setelah dikurangi dengan pengeluaran. Bank, sesuai dengan fungsinya menurut peraturan, hanya berperan sebagai media penyimpanan uang tersebut.

Kalo sebelumnya nyimpen duit di bawah kasur, maka dengan adanya bank akan menghindarkan masyarakat dari risiko kecurian dan risiko duitnya dimakan rayap. Memang, dengan menabung di bank ada bunganya, namun jika dibandingin dengan tingkat inflasi en biaya administrasi bulanan, tingkat bunga tadi bisa nggak jadi apa-apa (malah kadang lebih kecil dari inflasi yang menyebabkan daya beli uang kita jadi lebih sedikit). Bunga itupun sebenernya hanya gimmick marketing dari bank untuk menarik calon nasabah.

Seandainya sewaktu-waktu kita ngambil duit yang disimpen di bank, maka jumlahnya sesuai dengan dengan berapa yang kita tabung sebelumnya, jadi nggak mengikuti definisi investasi sebelumnya kan? Oya, simpanan di sini maksudnya berbeda dengan ‘simpanan’ lho, hehe..

Asuransi bukan tergolong investasi karena fungsinya yaitu sebagai proteksi. Asuransi bisa didefinisiin sebagai pengorbanan yang kita lakukan sekarang untuk menghindari risiko tak terduga di masa mendatang.



Jadi jika investasi itu kita MENGHARAPKAN IMBAL HASIL YANG KITA INGINKAN DI MASA DEPAN, maka asuransi itu kita MENGHINDARKAN RISIKO YANG TIDAK KITA INGINKAN DI MASA DEPAN. Contohnya jika kita berinvestasi pada reksadana dengan potensi pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar 60% selama tiga tahun, kita BENER-BENER BERHARAP ITU TERJADI kan? Tapi kalo kita asuransi kecelakaan untuk tiga tahun, kita SAMA SEKALI GA BERHARAP ITU BENER-BENER TERJADI KAN?

Nanti jika risiko yang kita proteksi itu akhirnya nggak kejadian di akhir masa asuransi, duit kita dibalikin, tapi sesuai dengan jumlah premi yang kita bayarin. Memang ada beberapa produk asuransi menggandeng produknya dengan beberapa unit link reksadana, tapi sekali lagi, itupun sebenernya lebih kepada strategi gimmick marketing asuransi untuk mendapatkan nasabah.

Dapat disimpulin dalam perencanaan keuangan, menabung menjalankan peran saving, asuransi dalam fungsi protection, dan investasi sebagai investment yang masing-masingnya memiliki peran dan tujuan berbeda dengan prioritas yang berbeda pula.

Asuransi patut didahuluin karena ada premi yang merupakan semacam kewajiban yang harus dikeluarkan tiap bulannya. Setelah pendapatan dikurangi seluruh pengeluaran bulanan dan penyisihan-penyisihan termasuk premi tadi, maka sisanya baik ditabung lebih dahulu untuk jaga-jaga keperluan mendadak lainnya. Kemudian baru kita bisa berinvestasi dengan bebas tanpa dihantui rasa takut karena segala kewajiban dan antisipasinya telah dipenuhi.

Ilmu Tetep Ilmu, Guru Tetep Guru

Gw baru ngeh kalo beberapa hari lalu adalah Hari Guru setelah dikasi tau secara ga langsung sama Behelorens yang cerita kalo adeknya ikut upacara Hari Guru di sekolahan.

Waktu gw kelas 2 SD dulu, ada temen gw yang kedapatan sama guru kami Bu It* lagi buang sampah sembarangan. Bu It* menghukum temen gw dengan nyuruh mengambil lagi sampah itu PAKE MULUT dan memindahkannya ke tempat sampah!

Temen gw dihukum karna buang sampah sembarangan iya sih, tapi kalo hukumannya terkesan ga manusiawi gitu gimana coba?

Sebelumnya gw juga pernah kena hukum sama Bu It* karna gw en beberapa temen kedapatan bawa bola bekel ke dalam kelas (kami emang membawanya, tapi ga memainkannya dalem kelas). Hukumannya lebih mendidik dari temen gw yang buang sampah sembarangan tadi, yaitu disuruh berdiri di depan kelas dengan satu kaki sambil ngelantangin perkalian dengan angka satu sampe pekalian dengan angka tiga.

Tapi pas pulang sekolah, kami ngeliat bola bekel yang disita Bu It* sebelonnya, lagi dimainin sama anak-anaknya yang masih pada balita (Bu It* tinggal di rumah dinas di belakang sekolah). Oalah, mainan sitaan murid bukannya dibalikin lagi sepulang sekolah, malah dikasi sama anaknya.

Sejak kelas 2 SD itu gw membentuk stigma ‘guru baik’ dan ‘guru jahat’. Stigma kek gitu berkembang lagi di SMA. Di SMANDU, ada tambahan lagi berupa ‘guru pesolek dan pedandan’. Haha… Tapi pandangan-pandangan semacem itu udah gw kikis dikit-dikit setamat esema.

Setamat gw esema di tahun 2006, kita dikejutin sama berita heboh tentang guru dakwah Aa Gym yang mutusin berpoligami. Ibu-ibu sontak kecewa dan ‘patah hati’, Daarut Tauhid jadi sepi, stasiun-stasiun tivi menyetop program bareng si Aa’, pilot-pilot nerbangin pesawat (ya emang).

Ga lama berselang itu, disebuah kuliah umum yang gw ikuti (lupa gw dimana en siapa pembicaranya), pembicaranya ngingetin semua hadirin bahwa dalam agama terdapat suruhan nyampein ilmu yang kita miliki kepada orang laen walo cuma satu ayat. Dan siapapun yang ngajarin kita satu ayat ilmu tadi, betapapun brengseknya dia, adalah guru kita.

Alesannya karena walaupun yang nyampein ilmu itu ke kita contohnya orang macam Gayus Tambunan, tapi kalo yang diajarinnya bener, tetep aja bener. Ilmu tetep aja ilmu. Mutlak. Maka secara otomatis dia adalah guru kita. Dia itu koruptor pajak yang udah ngerugiin masyarakat Indonesia merupakan perkara lain.

Sama juga kek Aa’ Gym tadi. Apa yang disampeinnya kan ga ada yang jelek, urusan dia menikah lagi kan bukan urusan rumah tangga kita. Barisan ibu-ibu majlis taklim yang kecewa itu nunjukkin kalo mereka memandang Aa’ hanya dari segi sosoknya, bukan dakwahnya. (jadi kangen denger ceramah Aa’)

Ilmu yang disampein itu ibarat ‘intangible wakaf’, tau kan, kalo kita wakafin mesjid, selama mesjid itu digunain orang buat ibadah, pahalanya ngalir ke kita juga. Gitu juga dengan ilmu, apa yang kita ketahui selama itu menambah ilmu kita, dan ilmu itu diaplikasiin, pahalanya akan ikut juga buat orang yang telah ngajarin kita. Mulia banget guru itu kan?

Dengan begitu pantas buat kita untuk bersikap hormat kepada orang yang udah membukakan dunia untuk kita. Dan sikap hormat itu bukan hanya untuk pengajar formal kek guru sekolah dan dosen kuliah aja, tapi juga untuk semua orang yang telah menambah pengetahuan kita kek temen-temen sepergaulan, kakak, adek, tetangga, atau bahkan seorang kriminalis mungkin? =)
Dan pada akhirnya, spekulasi akan berbuah prestasi, atau berujung pada gantungan eksekusi...

Buat Para Pecinta Flying Fox


Pada acara pelantikan pengurus baru Pojok BEI Unand di lokasi outbond Lubuk Minturun bulan Oktober lalu, gw ketemu dengan permainan yang hampir selalu ada di setiap lokasi outbond: permainan flying fox.

Udah lama gw mikirin jenis permainan yang satu ini. Jenis permainan yang menurut gw ga rasional sama sekali. He..,

Bayangkan, untuk bisa nyobain meluncur dari jarak sekitar 100 meter dengan digantung pada sebuah kawat, kita kudu bayar 15 rebu perak! Samber gledek,..

Sedangkan, kalo kita naek angkot dari Tabing ke Pasarraya yang jaraknya hampir 20 kilo, cuma bayar rp. 2000 aja. Jadi dengan 15 ribu ditambah seceng lagi, maka kita udah bisa bolak balik Tabing-Pasarraya hingga 8 kali, sedangkan flying fox baru dapet sekali naik. Jaraknya pun lebih jauh pula dari flying fox yang cuma sepanjang lapangan bola. Jadi lebih puas kan???

Mungkin ada temen-temen yang ga setuju en bilang: Dasar si arif katrok ga ngerti letak seru outbond, flying fox kan bisa macu adrenalin…

Lhoo… siapa bilang naik angkot di Padang nggak bisa memacu adrenalin??? Angkot-angkot di Padang adalah kendaraan yang paling memacu adrenalin di dunia, saingannya sama mobil balap F1.

naik ini yang lebih irit daripada flyingfox

Kerjaannya nerobos lampu merah, kalo ganti jalur suka tiba-tiba en kaga ngasih aba-aba. Ngebutnya kek lagi buru-buru nganter bini pecah ketuban. Supirnya pun belun tentu punya SIM. Gimana ga memacu adrenalin coba?

Ditambah lagi supirnya muter lagu melayu mendayu dengan suara spiker di atas batas desibel. Penumpang yang di angkut desak-desakkan, ada pula yang ngerokok, apalagi kalo anak-anak sekolah abis pulang olahraga ikutan naek.,behhh… Jadi selain naik angkot bisa memacu adrenalin, bisa memacu emosi juga. Lebih kumplit daripada flying fox kan? Kan?? (nyari temen..)

So, come on flying fox lovers… open your eyes. Dimana akal sehat kalian??? Hehe…
(buru-buru kabur sebelum ditimpuk pengelola outbond dan pecinta flying fox..)

Indonesia International Fantastic Film Festival (INAFFF): Perbedaan Reaksi Setelah Nonton Film Horor Luar dan Film Horor Indonesia

Pagelaran Indonesia International Fantastic Film Festival (INAFFF)tahun keempat akan diadakan pada bulan November 2010 ini di Jakarta dan Bandung. INAFFF adalah festival film internasional di Indonesia yang menampilkan film-film dengan genre yang spesifik kek horror, thriller, fantacy science fiction, dan anime.

Dan untuk pagelaran sekarang, ga ada satupun film horror Indonesia yang terdaftar untuk diputer di festival. Seperti dikutip dari Kompas (7/11), Festival Director INAFFF, Rusli Eddy, menyatakan kalo panitia kesulitan nyari film horror lokal berkualitas yang layak ditayangkan untuk INAFFF.

Kebanyakan kita tentu juga ngerasa gitu. Kualitas film horror Indonesia sekarang berbeda jauh dengan kualitas film horror luar negri kek contohnya film Juon yang berasal dari Jepang. Ga usah jauh-jauh, film horror yang sekarang kalo dibandingin sama film horror Indonesia beberapa tahun lalu kek Jilangkung, kualitasnya bukan ngedrop lagi, tapi udah bungee jumping. Bungee jumpingnya nggak pake tali pula..

Maka kalo sekarang nonton film horror luar negri sama film horror Indonesia, efek yang kita rasain sesudahnya akan beda.

Kalo sesudah nonton film horror luar, malemnya kita bakal ketakutan tidur sendirian sambil baca-baca doa supaya hantunya ga tiba-tiba nongol.

Tapi kalo abis nonton film horror Indonesia, malemnya kita bakal ngarep-ngarep supaya setannya beneran ada en datang menghampiri kita. (gimana ga ngarep coba kalo setannya tukang jamu yang kebayanya kesempitan..he)

Cara Wajar Menilai Harga Wajar Saham


Peluncuran perdana saham PT Krakatau Steel Tbk. (KS)di lantai bursa akhir Oktober lalu menuai polemik. Ada yang bilang harga perdana yang dilepas Rp. 850,- itu terlalu murah, ada juga yang berpendapat bahwa harga tersebut sudah wajar. Mana yang bener?

Kalo ngomongin harga, secara ga resmi, ada tiga macem tipe harga saham:
- Par Value, yaitu harga yang tercetak/tertera di lembar saham itu sendiri. Disebut juga dengan harga nominal.
- Market Price, merupakan harga yang berlaku dalam transaksi jual beli di bursa, harga ini terbentuk dari mekanisme permintaan dan penawaran.
- Fair Value, inilah yang disebut harga wajar, yaitu harga yang “tak terlihat” yang kita nilai layak untuk saham tersebut.

Sebelumnya perlu diperatiin juga, bahwa besaran rupiah yang dibayarkan untuk suatu saham TIDAK mencerminkan saham tersebut murah/mahal. Saham seharga Rp. 1000 belum tentu lebih murah dibanding saham seharga Rp. 40000. Murah nggaknya harga saham dinilai dari perkiraan harga wajar tadi.

Kalo harga pasar > perkiraan harga wajar, maka saham tersebut bisa dibilang mahal.
Kalo harga pasar < perkiraan harga wajar, maka saham tersebut bisa dibilang murah.

Untuk menilai perkiraan harga wajar saham, dalam ilmu financial, ada beberapa metode yang digunakan, diantaranya:

1. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Kewajaran harga saham melalui CAPM diperoleh dengan mencari tau tingkat-imbal-hasil-yang-disayaratkan a.k.a required rate of return, dengan rumus perhitungan:
ks = Rf + B (Rm-Rf), dimana
ks= required rate of return
Rf=tingkat imbal hasil investasi bebas risiko (kayak SBI, deposito, obligasi negara,dll)
B= koefisien beta perusahaan (tingkat sensitivitas individu saham terhadap pergerakan pasar)
Rm= tingkat imbal hasil portofolio pasar.

2. Price Earning Ratio (PER)
Cara menghitungnya adalah dengan membagi harga pasar dengan pendapatan per lembar saham (EPS). Angka pada PER menunjukkan berapa harga yang kita bayar untuk mendapatkan pendapatan tertentu. Contohnya kalo harga saham Rp. 1000 dan EPS 200, maka akan diperoleh PER sebesar 5x, yang artinya untuk memperoleh pendapatan sebesar Rp. 200, kita harus membayarnya dengan harga 5x dari pendapatan tersebut.

3. Price to Book Value (PBV)
PBV adalah rasio perbandingan harga pasar saham dan nilai buku per lembar saham. Nilai buku per lembar saham diperoleh dengan membagi total ekuitas dengan jumlah saham perusahaan yang beredar.

4. etc. such as Economic Value Added (EVA),.

Memang di tiap contoh perhitungan perkiraan nilai wajar di atas akan menghasilkan suatu angka. Namun perlu diingat, angka tersebut samasekali TIDAK PASTI menentukan harga wajar saham sudah wajar atau belum.

Contohnya aja untuk indikator PER, ngga selamanya saham dengan PER tinggi itu mahal, buktinya masih banyak investor yang memburu perusahaan dengan PER tinggi. Kenapa? Peran indikator perhitungan di atas hanya sebagai alat bantu untuk menilai kewajaran harga saham, bukan berarti harga saham harus dieksekusi dengan harga sekian. You see the different?

Ibaratnya, kalo kita lagi berkendara di jalan, kita memakai GPS untuk menunjukkan jalur-jalur yang bisa kita lewati, tapi keputusan memilih jalan ada pada kita kan? Walaupun GPS menunjukkan ada jalan yang lebih singkat, tapi kalo kita mau melewati jalan yang lebih jauh karena pemandangannya lebih indah itu kan kehendak kita. Peran GPS hanya sekedar memberi petunjuk.

Bahkan angka-angka pada CAPM, PER, maupun PBV itu masih belum sepenuhnya angka mentah. Angka-angka yang ditunjukkannya masih bisa kita kalkulasiin lagi dengan pertimbangan-pertimbangan finansial lainnya untuk memperoleh nilai wajar yang baru.
Jadi menurut gw, nilai wajar yang hakiki itu (caelaa.,) terletak pada seberapa besar kesediaan kita untuk membeli saham pada tingkat harga tersebut. Walopun harga pasar saham lebih tinggi dibanding perkiraan nilai wajar tapi kalo kita-nya kelebihan duit en ngebet-kebelet-banget megang saham emiten tersebut, ya jadi tetep bersedia bayar kan? Hehe..

Lantas gimana dengan IPO KS tadi? Menurut para penjamin emisi, ketika proses pembentukan harga (bookbuilding), ada rentang 800-1150. Berarti sampai 1150, saham tersebut masih akan dibeli investor. Ketika harga yang ditetapin jadinya 850, terjadi oversubscribe hingga 10x lipat (Media Indonesia 3/11) yang artinya terjadi peningkatan kesediaan investor sebanyak 10x lebih banyak untuk membeli pada harga tersebut, yang artinya lagi tentu kesediaan tersebut karena harganya lebih murah dari kesediaan sebelumnya yang mau membeli hingga 1150. Jadi menurut gw memang IPO KS itu perlu diusut kembali dan untuk kedepannya saham-saham BUMN lain harus dipantau transparansinya ketika akan go public.

Sindrom Pasca-Lengser

Hari minggu 17 Oktober lalu gw ikutan outing bareng Pojok BEI Unand di kawasan Lubuk Minturun Padang. Acaranya diadain dalam rangka pisah sambut direksi lama yang dipimpin Early ‘Susno’ dan direksi baru Pojok BEI Unand dengan Riyant sebagai Dirut. Pelantikan resminya akan diadakan selanjutnya dengan pihak pembina dari Dekanat Fakultas Ekonomi Unand.

Dengan pisah sambut itu maka resmi udah gw lepas amanah sebagai direktur divisi Litbang yang udah gw jabat setahun lebih beberapa bulan. Divisi litbang secara umum bisa dibilang bertanggungjawab terhadap edukasi pasar modal di lingkungan Pojok BEI Unand. Internal maupun eksternal.

Jumlah investor domestik di bursa Indonesia ga sampe 10% dari total investor di Indonesia, dari jumlah itupun masih terkonsentrasi di kota-kota besar. Mengedukasikan sesuatu hal yang masih asing di Sumbar khususnya di kalangan mahasiswa yang majornya non-keuangan adalah job yang ga gampang memang.

Hasil data survey tim gw yang disebarin melalui kuisioner pun menunjukkan banyak yang buta tentang pasar modal. Tapi temen-temen responden ternyata antusias untuk mempelajari lebih lanjut instrumen-instrumen investasi di pasar modal.

Dari beberapa rancangan program di awal periode kepengurusan dulu, gw akuin banyak yang ga jalan dan mengalami kegagalan di tengah proses, terlepas dari tragedi bencana gempa yang berdampak ke sekretariat. Tapi beberapa program yang berhasil dijalankan gw kira cukup worth it, bahkan ada kegiatan yang awalnya ga terdaftar di program malah sukses diadakan.

Gw minta maaf kepada Pojok BEI Unand dan seluruh rekan-rekan pengurus periode 2009-2010 kalo banyak kesalahan selama menjabat sebagai dirdiv dan kurang memuaskan dalam berkinerja. Gw harap Pojokers selanjutnya yang meneruskan kepengurusan bisa lebih sukses apalagi dengan akan disetujuinya program 3in1 yang kita cita-citain sebelumnya. Im glad to be a part of Pojok BEI Unand.
Kelu darah
Bercecer menyisakan pati-pati yang menggumpal
Sadarlah bahwa mawar merah yang merekah itu berduri tajam…

Sayyidina Ali yang Fair

Rasulullah pernah mengatakan bahwa hukum berlaku untuk semua orang, bahkan jika putrinya sendiri Fatimah kedapatan mencuri, niscaya beliau akan memotong tangannya. Kekayaan, kedudukan, ataupun kekeluargaan tidak dapat digunakan untuk menyembunyikan hak.

Pada suatu peristiwa, Amirulmukminin (jabatan kepala negara waktu itu) Ali bin Abi Thalib r.a. menemukan kembali baju besinya yang hilang di tangan seorang Yahudi. Namun orang Yahudi itu bersikeras bahwa baju besi itu adalah miliknya dan tidak mau mengembalikannya kepada Amirulmukminin. Akhirnya kasus ini dibawa ke pengadilan.

Hakim bertanya kepada sayidina Ali, “Wahai Amirulmukminin, apa yang Tuan kehendaki?” Sayidina Ali menjawab, “Baju besi ini jatuh dari untaku, kemudian diambil oleh orang Yahudi ini!” Jawaban Ali r.a. langsung disambar yahudi, “Tidak benar! Ini adalah baju besiku!”

Melihat keadaan ini hakim bertanya kepada Ali, “Apakah Tuan memiliki sedikitnya dua orang saksi yang menyaksikan kejadian itu?” Maka Amirulmukminin mengajukan dua orang saksi, yaitu pembantunya yang bernama Qanbar dan putranya sendiri yang bernama Hasan yang merupakan cucu Rasulullah.

Hakim menerima kesaksian Qanbar, tetapi ia tak mau menerima kesaksian Hasan, “Kesaksian Qanbar kami benarkan, tetapi kesaksian Hasan tidak dapat kami terima karena ia adalah putra Tuan!”

Mendengar keputusan ini Ali lantas berkata, “Tidakkah Tuan hakim dengar bahwa Umar r.a. pernah berkata bahwa Rasulullah telah bersabda bahwa Hasan dan Husain adalah pemimpin surga? Tidakkah dapat diterima kesaksian seorang pemimpin surga?”

Dengan takzim hakim berkata, ”Yang Tuan katakan itu memang benar. Tetapi hukum tidak mengenal hal itu.”

Akhirnya hakim memutuskan bahwa Amirulmukminin kalah di persidangan dan menyatakan bahwa baju besi tersebut adalah kepunyaan orang Yahudi tadi.

Mendengar keputusan hakim yang jelas-jelas adalah bawahannya, Ali tidak marah. Dengan tersenyum beliau berkata, “Sungguh benar engkau hakim, saya tidak mempunyai pembuktian lain. Saya terima putusan ini.”

Orang Yahudi itu melihat ini semua dengan perasaan takjub! Bagaimana mungkin seorang penguasa negara tunduk pada putusan bawahannya! Maka akhirnya ia pun mengaku, “Sebenarnya baju besi ini benar-benar kepunyaan Amirulmukminin. Aku memungutnya waktu terjatuh dari unta tatkala Amirulmukminin hendak pergi ke Siffin…” Selanjutnya orang Yahudi itu pun berkata, “Asyhadu allaa ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadarrasuulullaah”.

Mendengar hal ini lalu Ali dengan spontan berkata, “Kalau beitu, baju besi ini kuhadiahkan kepadamu!”

Janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka. (Hud (11):5)

Demo Mahasiswa


Rencana kunjungan Pak Beye ke Makassar kemaren yang berdekatan dengan setahun masa jabatannya diwarnai bentrokan mahasiswa di sana dengan aparat. Pertanyaannya, siapa pejabat pusat yang ga didemo pas mau datang ke Makassar? Kenyataannya, kapan aksi demo mahasiswa di Makassar yang ga berakhir dengan bentrok?

Setau gw, beberapa kampus negri di Indonesia didirikan di lokasi yang cukup jauh dari pusat kota, kek almamater gw Universitas Andalas Padang yang lokasinya di Limau Manih, Universitas Indonesia di depok, gitu juga kek Unpad,.

Penempatan lokasi kampus yang jauh ini selain bermotif ekonomi (harga tanah di pinggiran kota yang murah serta bisa menjadi penggerak ekonomi di sekitar kampus tersebut), juga motif studi (mahasiswa bisa lebih fokus belajar), dan tentu saja motif politik yang menginginkan mahasiswa jauh dari masyarakat dan pusat pemerintahan agar ga gampang menggelar demo.

Tapi hal tersebut ga berlaku untuk universitas swasta, dan ga berpengaruh buat perguruan tinggi kedinasan (soalnya yang biayain sekolahnya pemerintah, masak iya mau mendemo pemberi dana kuliah sendiri? Hehe. Lagian mereka juga akan menjadi bagian pemerintah itu sendiri nantinya.)

Buktinya memang, ketika UI masih berkampus di Salemba dulu, mahasiswanya aktif dalam mengorganisir penggulingan Soekarno, sedangkan ketika kudeta Soeharto, yang jadi lakon adalah mahasiswa-mahasiswa Trisakti yang kampusnya nyebar di pusat-pusat kota Jakarta.

Di Padang mah gw liat sama aja, ketika temen-temen mahasiswa Universitas Negri Padang bolos kuliah, tereak-tereak, long march panas-panas yang bikin kulit keling dari kampusnya ke gedung DPRD Sumbar yang jaraknya ga sampe sekilo, mahasiswa Unand anteng duduk di kelas ikutin kuliah, ketawa-ketawa sambil minum di kafe nungguin jadwal kuliah berikutnya.

Balik lagi ke Makassar. Mantan wapres Jusuf Kalla pernah berucap di media, kalo dari seluruh kunjungannya ke daerah-daerah, yang paling beliau takutin yaitu justru kunjungan ke kampung asalnya sendiri. Karena memang kalo temen-temen menyimak berita-berita yang terkait demo-demo mahasiswa, maka demo mahasiswa Makassar pasti selalu diliput. Dan dari liputannya itu pasti beritanya ada unsur-unsur bentroknya.

Seorang staf HRD yang bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta pernah cerita ke gw kalo perusahaannya ga mau menerima lulusan mahasiswa yang berkuliah di Makassar mengingat track record beberapa kampusnya yang sering terlibat aksi anarkis. Yang ekstremnya katanya malah ada perusahaan yang menolak semua mahasiswa yang pernah aktif berorganisasi di BEM kampus darimanapun mereka berasal. Alasannya aktivis BEM itu lekat dengan gambaran vokal, idealis, dan protes. Ditakutin hal-hal tersebut bisa menjadi bumerang bagi perusahaan tempatnya bekerja.

Bahwa kinerja pemerintah kita jauh dari memuaskan memang benar adanya. Bahwa mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang intelek dan bertanggungjawab untuk menuntut perubahan yang lebih baik itu pasti. Tapi menuntut perubahan dimana tiap demo tiap mengakibatin kerusuhan (pun dengan dalih disusupi provokator ataupun aparat yang memulai) keknya perlu dipikir-pikir lagi. Apalagi kalo itu bisa bikin buruk citra daerah sendiri dan juga meninjau langkah jangka panjang kita di masa depan.


sumber foto

Demi Pancasil Jaya

Hingga sebelum era Orde Baru tumbang, gw paling males di tiap tahunnya, malam tanggal 30 September, semua stasiun tivi, tanpa kecuali, muter film membosankan tentang G30S/PKI. En durasi filmnya itu MasyaAllah,. amit-amit panjangnya. Gw anteng duduk depan tipi dari jam 9 malam, berharap filmnya segera habis. Karna capek nungguin gw ketiduran, jam 1 kebangun eh filmnya masi itu aja. Kecewa. Kampret.

Untungnya sejak reformasi, kita udah nggak lagi dicekoki dengan film yang menceritain apa yang disebut oleh ‘Eyang Pembangunan’ kita dulu itu sebagai pemberontakan ekstrem kiri (ekstrem kanannya Islam radikal). Eyang sama-sama alergi terhadap dua ekstrem tersebut, en menurutnya, gerakan-gerakan ekstrem daripada yang berniat mengubah daripada ideologi Pancasila seperti itu wajib DIMUSNAH-KEN. Hehe.

Andrea Hirata melalui Edensor dengan halus menyisipkan sedikit kisah getir seorang korban yang dianggap oleh pemerintah sebagai pesakitan dalam mosaik ‘Janda-Janda Kecoa’. Jika Andrea hanya menjadikan isu itu sebagai sisipan sebuah chapter, Ahmad Tohari, puluhan tahun lalu, dalam triloginya ‘Ronggeng Dukuh Paruk’ malah menjadikan isu itu menjadi pokok cerita yang mengubah total kisah percintaan Srintil dan Rasus dengan ending yang antiklimaks. Akibatnya trilogi tersebut disensor pemerintah lebih dari 22 tahun lamanya. Nasib sama juga terjadi dengan novel Ahmad Tohari lainnya kek ‘Kubah’.

Pengalaman terdekat gw sendiri dengan hal bersinggungan dengan komunis terjadi pada akhir 2006 lalu. Gw inget pas lagi lewat di depan kedai aksesori di bilangan Blok M ketika seorang penjualnya nawarin dagangannya ke gw, “Ayo mampir dek, mau nyari apa? Ada gelang, cincin, kalung,.macem-macem..”
“Nggak bang, gw ga make asesoris.”
“Diliat dulu aja dek, modelnya ada banyak nih, baru-baru semua.”
Akhirnya gw mampir juga, tapi nggak bakalan beli karna emang gw ga suka make asesoris. “Bang, model-model mata kalungnya ini semua?” Tanya gw. Perasaan modelnya biasa-biasa aja, ga ada istimewanya. Atau mungkin emang gw yang ga tau mode keknya.

“Iya,. Tapi itu model baru kok,” setengah berbisik abang jual kalungnya lanjutin, “Sebenernya ada satu lagi yang nggak di pajang, modelnya palu arit, kaosnya juga ada. Mau kagak?”
“Astajim.. kaga de bang,.. udah gw liat-liat aja”.

Sepanjang perjalanan setelahnya, gw masi shock en kepikiran, sepertinya bibit-bibit kemunculan komunisme telah tumbuh lagi.

Kalo ngeliat pengharusan pemutaran film kekejian PKI, pendiktean isi buku-buku sejarah, sensorisasi karya-karya seni waktu itu, dan sebuah marketing asesoris yang hening kek yg gw alami setelah keruntuhannya sejak 45 tahun lalu, kita akan melihat bahwa seperti ada upaya pembelokan persepsi dan pengingkaran terhadap fakta historis. Terkesan ada sesuatu yang ditutup-tutupi.

Memang Soekarno kebablasan dengan aliansi Nasakom-nya yang membuat Bung Hatta mundur sebagai wapres, patriotisme Tan Malaka (yang sering disebut Che Guavara-nya Indonesia) yang mengusung Madilog pun memang kurang sesuai dengan Indonesia yg berpondasi Pancasila. Tapi peristiwa pembunuhan tujuh jendral, pembumihangusan desa-desa beserta penduduknya, pengucilan dan penyiksaan mental tanpa pandang bulu, serta keraguan daripada sebagian masyarakat terhadap keaslian daripada Supersemar seharusnya segera DILURUS-KEN.

Dengan begitu, generasi jaman sekarang ga bingung lagi dengan kenyataan sejarah bangsanya sendiri. Karena jika sejarah bisa disampaikan dengan sebenar-benarnya, tentu generasi sekarang bisa menyadari sendiri bahwa PKI itu telah serong kepada ajaran asing, bukan kepada nilai-nilai luhur Indonesia. Sehingga sejarah militan berdarah tersebut bisa dimengerti. Sehingga Piagam Jakarta yang melahirkan Pancasila tak menjadi sia-sia.

Kenapa ketika kita menunjuk orang, jari-jari kita lainnya menunjuk ke arah kita sendiri?
Itu untuk mengingatkan kita supaya lebih dulu menilai kekurangan-kekurangan diri sebelum menyalahkan orang lain...

Setahun Gempa Padang



Seumur hidup gw, bencana yang diakibatin gempa besar yg menimpa Kota Padang 30 September 2009 menjadi situasi chaos sosial TERPARAH yang pernah gw alami. Selama minggu-minggu awal Kota Padang kek baru kalah perang: mayat dimana-mana, gedung-gedung hancur, helikopter seliweran, ambulance bolak-balik, penerangan dan air bersih tak ada, dan orang-orang menjadi sangat sensitif dan enteng emosi.

Gw masih bisa mengingat gimana paniknya masyarakat ngadepin situasi parah kek gitu. Gw patut bersyukur dalam kejadian itu keluarga, family, kerabat gw bisa selamat adanya. Hal yang sangat pantas disyukuri mengingat nasib saudara-saudara lain banyak yang jauh kurang beruntung.

Setahun udah tragedi itu lewat., bantuan total pemerintah, dukungan penuh dari berbagai lembaga maupun perorangan, dari dalam negri maupun luar negri, serta semangat masyarakat Padang untuk kembali bangkit, tentu layak diapresiasi.

Mari kita apresiasikan wujud duka, terima kasih, dan semangat kita dengan menundukkan kepala dan bermohon pada-Nya. Semoga kita diberi kekuatan untuk kembali bangkit dan negri tercinta ini dijauhkan dari segala bentuk bencana.
Tentu ada hikmah yang terdapat di dalamnya. Semangat!


Jika cinta itu ringan seperti balon
Maka saat ini gw adalah seorang bocah kecil
Menggenggam erat pangkal tali, agar balon yang terikat di ujungnya tak lepas di hembus angin...
Kemarin ini sewaktu malam terakhir tarwihan Ramadhan, gw sholat di mesjid deket rumah. Waktu itu ustadnya ngasi wirid tentang perlunya manusia untuk maaf-memaafkan, saling silaturahmi. Ceritanya pan mau lebaran gitu.

Ustadnya bilang,"kita sesama manusia harus hidup rukun di dunia ini, ngapain berantem-berantem. Malu kita sama setan, mereka memang jahat kepada manusia, tetapi sesama mereka itu damai semua, ga pernah mereka dendam-dendaman satu sama lain.."

Haha,.ustadnya ngebanding-bandingin jemaahnya sama setan. Anehnya lagi jemaahnya kek gw mau aja dibandingin sama setan..huehehe..,

Tapi analoginya bagus.

Demi menunaikan titah ustad, maka dalam kesempatan ini gw mohon maaf sama temen-temen semua atas kurang en kesalahan selama ini. Semoga amal ibadah Ramadhan kita diterima Allah SWT. Aminn...

Selamat Idul Fitri.. :))
Jangan membawa-bawa ketidakpedulian
Di rumah ini ketidakpedulian bernyawa dan memiliki roh
Mengawang di tiap sudut ruang, merasuki hati penghuninya
Duduk mengangkangi rasa peduli yang susup di bawah karpet...

KKN Air Haji UNAND 2010



Ini cerita tentang keluarga kami
Sebuah keluarga dengan sejuta persepsi
Menekur di bawah gugus belantik, teriak bersama pecah ombak yang di tiup angin dari Barat
Menuntut, demi hidupnya sendi-sendi toleransi...

Stop Press for a While

Setau gw, sewaktu acara pengenalan kampus ketika pertama kali memasuki universitas dulu, setiap mahasiswa diperkenalkan dengan tiga konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi (TDPT). Tri Dharma Perguruan Tinggi ini adalah landasan bagi seluruh perguruan tinggi di Indonesia, krusial seperti Pancasila yang menjadi landasan negara.

Oke, gw ga inget tiap butir yang terkandung dalam TDPT ini (mungkin akan lebih gampang mengingatnya jika dulu dinyanyikan dengan irama lagu ‘Satu-satu’, bukan dengan irama seriosa yang membosankan itu), tapi yang gw pasti inget bahwa salah satu isinya menyatakan bahwa sebagai insan peruguan tinggi, mahasiswa wajib melakukan pengabdian ilmu kepada masyarakat.

Di Universitas Andalas, salah satu wujud pengabdian kepada masyarakat itu diterjemahkan kedalam satu bentuk kegiatan dengan mengirim mahasiswa-mahasiswanya ke daerah-daerah pelosok di Sumatera Barat untuk membuat suatu program berdaya guna sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat tersebut kedepannya. Kita mengenal kegiatan tersebut dengan nama: Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Tahun ini gw menjadi salah satu mahasiswa yang akan terlibat dalam kegiatan tersebut. Berdasarkan hasil pembagian wilayah, lokasi yang akan gw kunjungi adalah Kabupaten Pesisir Selatan, tepatnya di Nagari Air Haji, Jorong Labuhan Tanjak. Nagari yang berada di pesisir bagian barat pulau Sumatra ini terletak di sebelah selatan Kota Padang, sekitar 7 jam perjalanan dan lebih mendekati perbatasan Sumbar-Bengkulu.

Seumur umur gw sebelumnya belum pernah ke sana, tapi orang-orang disekitar gw udah ngingetin yang aneh-aneh,
Behelorens: Abang, nanti di sana kena pelet.. ga mau…
Abang sepupu gw: hah, pesisir selatan ya? Hati-hati aja kalo-kalo di pelet..
Kakak gw: Pokoknya jangan sampe kena pelet sama orang sana.. jangan sembarang makan kalo di kasih orang lain
Junior gw di kampus: wihh, bisa kena pelet dong bang? Huahaha..
Guru: Rif, lo di sana jangan bersikap terlalu baik,.ntar dipelet, diangkat jadi mantu ga balik-balik lo ke Padang! Supaya ga kena pelet mending lo pura-pura ga punya tata krama aja di sana, eh tapi lo kan sehari-harinya emang ga punya tata krama, berarti ga harus pura-pura dong… Hahaha…

Arghh, terima kasih sudah ngingetin gw, TAPI APA HARUS TENTANG PELET SEMUA?? Sampe beberapa hari kemarin gw ketemu temen RombonganSirkus, si Resya, yang nanyain lokasi KKN gw,
“rif, dapet lokasi KKN dimana?”
“di Kabupaten Pesisir Selatan…”
“wah, hati-hat..”
“Kalo mo komentar tentang pelet-peletan lagi mending ga usah aja, bagusan kasi komentar lain yang bikin jiwa tenang”. Buru-buru gw potong kalimat Resya sebelon ngelantur ke pelet-peletan. Mbok ngasi komentar yang nambahin passion gw buat ikut KKN kek..
Karena gw sanggah, Resya meralat komentarnya,
“Hehe, maaf deh, cowokku tahun kemaren juga di sana.. aman-aman aja kok, tapi awas-awas aja di SANTET..,”

HUAAHHHH… Bacok aja gw.., Nggak ngasi komen tentang pelet eh taunya lebih parah lagi pake santet segala, Apa ga ada gitu yang ngedukung kek “Eh, di sana tempatnya keren banget lho rif kek Burj Dubai ” atau “Wah, iri deh gw sama lu bisa dapet lokasi kek gitu,.mau gw tukeran sama lo!”.

Tapi sebalik dari survey lokasi hari Rabu kemaren, keknya apa yang ditakut-takutin itu ga perlu terlalu dikuatirkan. Walopun survey waktu itu cuma sampai batas kecamatan aja, belum sampai ke jorongnya, keliatan di sana biasa-biasa aja kok, sambutan pihak kecamatan pun bagus. Ditambah tanggapan pofitif Behelorens setelahnya, kesemuanya udah bisa bikin gw tenang en siap untuk berangkat hari senen besok.

Nyokap Gw Dijajah

Sejak kelar dirawat di RS pada bulan Maret lalu, sampe sekarang nyokap belum ada kembali menekuni rutinitasnya sebagai staf pengajar di Universitas Bung Hatta Padang. Pada awalnya nyokap merasa belum terlalu fit untuk kembali mengajar dan masih membutuhkan waktu buat istirahat.

Selang berjalan, nyokap mikir untuk nggak ‘mengganggu’ proses belajar-mengajar yang udah berjalan yang penyampaian materinya udah digantiin sama asistennya. Lagian kalo nyokap mulai ngajar sekarang, selain kondisi yang belum terlalu optimal, potensi terganggunya PBM yang udah ada, juga karena semester ini udah nanggung kelar. Jadi ya istirahat selama satu semester ini dulu en lanjut lagi semester depan.

Karena selama hampir beberapa bulan ini nyokap kebanyakan di rumah aja, buku-buku yang ada udah kebaca semua, nyokap jadi terjebak dalam rutinitas kebanyakan kaum wanita di Indonesia: keranjingan nonton sinetron amit-amit.

Padahal sebelum-sebelumnya nyokap jarang banget nonton tipi, kalo nonton pun chanelnya sama kek tontonan bokap, chanel berita Metro TV, TV1, ato Padang TV.
Bahkan bisa dibilang sebelumnya di rumah gw acara sinetron itu merupakan acara terakhir jika acara nomor dua terakhir: matiin tipi, tidak cukup menghibur. Itupu juga ga ditonton, chanelnya di puter biar di rumah ga sepi aja, kitanya sibuk ngerjain kerjaan masing-masing.

Jadinya sekarang acara berita di rumah dapat saingan baru, si sinetron tadi. Gw kurang rela aja, soalnya acara berita dibandingin sama sinetron, sungguh perbandingan yang ga seimbang. Masak presenter cantik pintar kek Grace Natalie harus bersaing dengan Marshanda yang sekarang mulutnya udah lebar karena keseringan mewek-mewek gitu.

Selain jadi keranjingan nonton sinetron, implikasi lain yang disebabkan karena nyokap jarang ke kampus yaitu: lupa sama mahasiswa bimbingannya sendiri.

Jadi beberapa waktu lalu pas sore-sore ada yang ngetok-ngetok pintu rumah. Setelah bukain pintu depan, nyokap manggil gw, “rif, ada temen kamu datang”. Nyokap terus lagi nonton tipi.

Pas gw temuin di depan ga ada satupun tamu-tamu itu yang gw kenal.
“Nyariin siapa ya?” gw inisiatif nanyain
“Maaf bang, mau nyari ibuk yang tadi bukain pintu.. kita mahasiswanya, mau bimbingan skripsi…”
Oalah,. Mungkin karena tamu yang datang berdua itu umurnya sepantaran gw, nyokap langsung ngira itu temen gw, kelupaan kalo nyokap juga punya mahasiswa bimbingan. Haha…

Mudah-mudahan kondisi nyokap bisa baik lagi seperti sedia kala sehingga bisa jalanin aktivitas sehari-hari lagi en ga harus terjebak lagi dengan sinetron-sinetron konyol yang makin hari makin memprihatinkan itu.

Paradoks Keadilan Amerika, Kaitannya?

Ketika pertama kali ditemukan berabad-abad lalu, Christoper Columbus ga pernah ngebayangin bahwa Amerika akan menjadi negara yang digdaya di hamparan jagat raya seperti saat ini. Dengan sistem sistem ekonomi yang dianutnya, demokrasi yang diusungnya, dan jargon HAM yang dibangga-banggakannya, Amerika telah menjadi negara super power yang ga ada tandingannya. Mereka berusaha menjadi polisi dunia yang merasa wajib menegakkan keadilan dan memberangus tindakan-tindakan yang mereka anggap akan mengganggu ketentraman dunia. Suatu sikap parno berlebihan karena kita tau bahwa sebenernya yang mereka cemasin adalah ketentraman mereka sendiri.

Amerika terus maksain egonya untuk melarang pengembangan teknologi nuklir yang dirintis negara-negara kek Iran atau Korea Utara. Senjata pemusnah massal dan pelanggaran HAM menjadi isu yang digunain Amerika sebagai alasan pelarangannya. Alasan yang dikeluarkan ketika di saat yang sama mereka sendiri juga tengah mengembangkan nuklir (tapi ga sesukses Iran), alasan yang juga dikemukakan ketika di saat bersamaan, sekutu sedarah mereka Israel, tengah melakukan kejahatan perang, menginjak-injak HAM yang mereka agungkan.

Lantas dimana letak keadilan Amerika? Kalo meliat apa yang sebenernya terjadi, bahwa bagi Amerika keadilan adalah paradoks. Di satu sisi mereka menghendaki negara lain menuruti keinginannya, di sisi lain mereka sendiri melanggar keinginan tersebut. Maka paradoks keadilan yang dialami Amerika berpotensi berujung pada hipokrisasi. Jadi ga heran kalo Iran dan Korut nggak terlalu manut dengan larangan tersebut.

Trus apa hubungan paradoks keadilan Amerika dengan postingan gw sekarang? Gw juga bingung, yang pasti bukan tentang politis Amerika-nya, tapi lebih ke sisi humanisnya sih sebenernya. Gw cuma mo ngegambarin aja, karena gw pikir, sikap kita sebagai manusia dalam bersikap sesama kita, kadang juga ga beda tabiatnya entah itu bagai Amerika yang arogan, atau seperti Korea Utara dan Iran yang suka melawan. Sama kek Amerika di atas, kadang kita pingin orang lain menuruti kehendak kita, tapi kitanya sendiri malah ga ngelakuin apa yang kita kehendaki itu. Adilkah?

Lagi, Masih Tentang Tidur...

Baru di postingan kemaren ini gw membahas tentang dampak-dampak yang diakibatkan kelebihan atau kekurangan tidur, yang kesemuanya ga ada positifnya sama sekali. Jauh sebelum gw, Om Rhoma, sesepuh dangdudh Indonesia, belasan taun lalu juga udah mewanti-wanti kita untuk nggak buang-buang waktu buat begadang.

Belum lewat dari sebulan gw memposting tulisan itu, hari Kamis kemarin sains sudah menunjukkan bukti-bukti ilmiahnya pada gw en beberapa temen gw. Memang dampak yang dicontohin nggak sengeri gagal kembalinya pesawat ulang-alik NASA ke bumi, nggak juga separah tragedi Chernobyl, dan sama sekali nggak mengakibatkan kematian seperti King of Pop Jacko. Tapi dampaknya cukuplah, cukup menggelikan maksudnya...

Dan sains telah menunjuk temen gw Diki untuk dijadiin tauladan kita semua bahwa kekurangan tidur itu sama sekali nggak bagus. Hari Kamis kemaren itu gw bareng temen-temen yang baru pulang ujian, pergi ke Padangpanjang, 2 jam perjalanan dari Padang, pergi melayat ke rumah Elfi yang nyokapnya berpulang ke Rahmatullah Kamis subuh itu (mari kita baca Al-Fatihah sejenak dan mendoakan almarhumah agar tenang disisi-Nya,amin). Kita berangkatnya pake motor, gw boncengan sama Remon, Diki ngeboncengin Isan, trus ada beberapa temen lain yang juga boncengan make motor.

Awalnya ketika parkir pas baru nyampe di rumahnya Elfi, si Diki terdengar panik, “Eh konci motor gw ada yang liat ga? Tadi ditarok dimana ya? Kok ga ketemu?”
Sebelum kita ikutan panik nyariin kunci motornya, Isan ngomong, “Lha itu apa?” sambil nunjuk kunci yang ketancep di samping jok motor. Ternyata koncinya tertinggal di sana pas Diki nyangkutin helmetnya, dan jarak pertanyaan panik tadi belum lewat semenit sejak dia buka helm trus menggantungnya di bagasi motor!

Gw coba ngerti aja, gw pikir kejadian lupa tentang sesuatu secara tiba-tiba dalam waktu singkat sering kita alami, dan secara ilimiah memang ada yang kek gitu. Sampe akhirnya ketika mau ke pemakaman yang lokasinya ada disekitar situ, Diki en temen-temen lain nyalain motor, gw naik ke motornya Remon, EH DIKINYA LANGSUNG JALAN AJA NINGGALIN SI ISAN YANG UDAH NUNGGUIN DI DEKETNYA!

Kita heran-heran kirain ada apa gitu en nungguin Dikinya segera balik karena nyadar kalo dia telah menelantarkan penumpangnya, dan… DIANYA NGGAK BALIK-BALIK! Omaigat… Akhirnya Isan bonceng tiga bareng gw ma Remon en di tengah jalan baru papasan sama Diki (yang akhirnya sadar) sambil cengengesan. Ga tau dia kalo Isan udah nangis-nangis kek anak kecil dilarang naik odong-odong sama orang tuanya.

Karena merasa kuatir dengan konsentrasi Diki dan prihatin dengan nasib yang dialami Isan tadi, kita nyaranin Diki untuk istirahat dulu, kalo perlu pas balik ke Padang ga usah dia aja yang bawa motor, berisiko soalnya.

“Dik, ntar sebelum balik ke Padang tidur aja dulu, ato kalo ngantuk bener biar digantiin bawa motornya sama yang laen..”
“Nggak nggak, gw ga apa-apa kok.., nyante aja” si Dikinya nolak dengan tegas gitu.

Nggak berselang lama setelah itu, Diki yang sebelumnya menyatakan nggak ngantuk, malah ketiduran di bangku di depan rumah Elfi! Bah,. nggak ngantuk apanya, jelas-jelas dia begadang gitu malam sebelumnya buat ujian Akuntansi Advance II paginya.
Tapi baguslah dia tidur gitu, jadi pas bawa motor ke Padang udah segeran en akhirnya selamat sentausa nyampe di Padang.

Pilkada Badunsanak Sumbar 2010



Setelah Nabiullah Muhammad SAW wafat, kaum muslimin berunding untuk nyari pengganti posisi Rasulullah sebagai pemimpin pemerintahan. Mereka berunding, bermufakat, bermusyawarah atau apapun namanya, dan akhirnya memutuskan memilih Abu Bakar Ashsidiq sebagai amir di pemerintahan selanjutnya.

Selanjutnya kita mengenal khalifah-khalifah lainnya sebagai pengganti khalifah sebelumnya. Hal ini masih berlanjut di zaman kedinastian Islam yang mencapai Turki bahkan hingga Cordova Spanyol. Disitulah Islam mengajarkan salah satu konsep pemilihan pemimpin yang demokratis, jauh sebelum Amerika berkoar-koar tentang hal yang sama.

Dan pada 30 Juni 2010 nanti gw ga akan melewatkan hak demokrasi gw untuk memilih seorang gubernur sebagai pemimpin provinsi Sumatera Barat. Sebagai putra Minang, ber-KTP Padang, berusia di atas 17 tahun, dan berwajah ngganteng, gw telah memenuhi semua persyaratan mengikuti pilkada yang membebaskan gw memilih calon gubernur yg gw suka.

Cuma sampe sekarang gw ga tahu siapa yg bakal gw pilih di bilik suara nantinya. Dari lima pasang kandidat gubernur beserta wakilnya, (nama-namanya bisa diliat di daftar polling pojok kanan atas page ini, jangan lupa isi pollingnya sekalian ;)) belum ada yg bisa membuat gw yakin untuk gw contreng. Gw memang yakin dengan pengalaman dan skil teknis mereka semua yang ada berasal dari kalangan akademis, birokrasi, dunia usaha, serta korporasi, kek gw yakin juga dengan ‘dosa-dosa’ sepanjang track record mereka. Yang gw belum yakin yaitu sejauh mana kompetensi moral mereka, baik buat yang kalah bahkan buat yang menang.

Memang gendrang perang kampanye sudah ditabuh, masing-masing pasangan calon udah keranjingan kampanye kek banci tampil. Seperti halnya jualan, kampanye diisi dengan promosi-promosi, pemaparan kelebihan, pembunuhan karakter lawan, dan pengkamuflasean kekurangan diri, yang semuanya disampaikan dengan suasana persaingan.

Persaingan, ga pernah lepas dari pemilihan untuk menjadi yang terbaik diantara yang lain. Bahkan ketika khalifah Umar bin Khatab telah terbunuh, sempet terjadi persaingan mengenai pengganti dirinya apakah Ali bin Abi Thalib atau Utsman bin Affan. Kaum Muslimin pun terpecah diantara dua pilihan tersebut. Sejarah mencatat, akhirnya Utsman lah yang kepilih untuk menjadi khalifah ketiga. Ali yang merupakan menantu Rasulullah SAW yang kalah dengan jiwa besar berkata:
“Telah kalian ketahui bahwa aku adalah yang paling berhak dari siapapun untuk menjadi khalifah. Tetapi, demi Allah, akan kudiamkan itu selama keselamatan kaum Muslim tetap terjamin dan kezaliman hanya menimpa diriku sendiri. Semata-mata demi mencari pahala-Nya dan keutamaan disisi-Nya, serta kezuhudan terhadap kemewahan dan kekayaan yang kalian perebutkan.”

Kesabaran dan kelapangan hati Ali tersebut akhirnya terbayar dengan diangkatnya beliau menjadi khalifah keempat sekaligus Khulafaur Rasyidin terakhir yang ada. Kesabaran dan kelapangan hati Ali r.a. tersebut gw harap juga ada di diri masing-masing kandidat, bahwa seharusnya niat mereka untuk memimpin Sumbar bener-bener panggilan hati untuk mengabdi kepada masyarakat Minang dengan niat ikhlas atas nama Allah, bukan panggilan ego dan nafsu untuk menggenggam sebuah power di Sumbar.

Jika memang demikian adanya,tentu gw ga perlu takut lagi untuk salah pilih pemimpin, karena kalo yang gw pilih kalah, dia berbesar hati menerima kekalahan dan nggak memancing pendukungnya untuk rame-rame demo ke KPU Sumbar, bahkan kalo perlu menghimbau pendukungnya untuk mendukung gubernur terpilih seperti John McCain yang menghimbau pendukungnya untuk mendukung Barack Obama ketika ia kalah suara dalam electoral vote pemilu presiden Amerika pada 2009 lalu.

Gitu juga kalo menang, nggak lantas menganggap Sumbar itu punya bokapnya dengan bagi-bagi jabatan buat tim suksesnya semasa pilkada. Gubernur terpilih justru kudu merealisasikan janji-janji masa kampanye sehingga yang udah milih dia pun nggak kecewa karena ngerasa udah salah pilih. Dengan demikian slogan Pilkada Badunsanak Sumbar masih akan terasa implikasinya dalam lima tahun kepemimpinannya hingga Pilkada berikutnya di 2015.

Cats in Cartoon

Pernahkah temen-temen merhatiin, apalagi bagi para pecinta kartun, animasi, dsb., hewan apa yang paling sering dijadiin lakon dalam sebuah cerita animasi? Gw ga pernah bikin hitungan statistik khusus, tapi menurut gw, hewan yang paling sering dijadiin tokoh kartun yaitu anjing. Too many dogs to remember.
Bagaimana dengan film kartun yang menggunakan tokoh kucing? Jumlahnya memang ga sedikit, tapi juga tidak selalu hadir di setiap animasi, bandingkan dengan anjing yg hampir selalu muncul dalam tiap film, entah kartun entah asli, kalo ga jadi peran utama ya jadi peran pembantu. So many dogs in movie. Boring.
Sebagai penggemar kucing, sekarang gw mo nyoba inget-inget lagi film-film kartun yang ada tokoh kucingnya, here we go…

-Tom
Kucing rumah berwarna abu-abu, musuh bebuyutan Jerry si Tikus, jahil, licik, tapi bodoh. Kartun Tom & Jerry jadi seru karena aksi kejar-kejaran mereka bedua (kadang si Buldog gede juga ikutan), kalo yg ada cuma salah satu, kartunnya ga bakal laku.




-Sylvestre
Kucing rumahan juga, warna hitam belang putih di perutnya. Terobsesi untuk memakan burung kenari kecil berwarna kuning Tweety, dan seperti Tom, ni kucing juga jahil, licik, tapi bodoh. Dan seperti Tom & Jerry juga, ni kartun menarik karena aksi kejar-kejaran Sylvestre ma Tweety; salah satunya ga ada, ga seru.

-Thundercats
Kalo yang ini power rangers-nya kucing. Terdiri dari beberapa ekor kucing yang menjadi superhero. Kartun ini dulu pernah diputer di TVRI. Btw gw suka logonya Thundercats, keren, ngingetin gw sama logo Batman en logo cerita laga Mortal Kombat.



-Puss in Boot of Shrek
Kucing ‘musafir’ yg menjadi teman Shrek setelah ketemu di perjalanan. Sedikit berseteru dengan si Donkey Keledai karena Donkey ngerasa temennya (Shrek) direbut sama si kucing. Yang unik dari kucing yang suaranya di isi oleh Antonio Banderas ini yaitu jago pedang (persis kek Antonio yang jadi Zorro), dan kalo udah kepepet secara tiba-tiba mengubah tampangnya menjadi kucing imut tak berdosa sehingga lawannya luluh.


-Cyborg Kurochan
Cyborg Kurochan ini bercerita tentang seekor kucing yang diubah oleh seorang professor dan dijadiin robot dan dilengkapi senjata perang kek bazooka yg tuned-in di lengannya. Kadang ni kucing berubah jahat juga.


-Felix The Cat
Kalo yang ini udah pinter. Felix sendiri adalah kucing hitam yang usianya udah hampir sama dengan legenda Disney, Mickey Mouse. Gambar yg paling populer dari Felix yaitu ketika dia sedang jalan bolak-balik sambil mikir, dan dilihat dari angle samping, kepalanya nunduk, mata menyipit, tangan dua-duanya dibelakang, ekor menjuntai.


-Hello Kity
Sama-sama dari Jepang kek Cyborg Kuro dan Doraemon. Ciri khasnya yaitu pita pink di kepala dan alis mata yang lentik. Episode kartun keluaran Sanrio ini kurang begitu laku, tapi berbanding terbalik dengan aksesorisnya. Sumpah banyak banget deh benda-benda yang nampilin Hello Kity. Alat tulis, pakaian, alat makan, tas, jepit rambut, stiker, pin, bros, gantungan kunci dsb. dsb. Intinya, ga sulit nyari benda yang ga ada Hello Kity-nya. Gw inget junior gw di Pojok BEI yg semua perlengkapan kuliahnya Hello Kity semua. ‘set dah…

-Doraemon
Siapa yg ga kenal Doraemon coba? Robot kucing berwarna biru yg datang dari abad 22 ke masa sekarang untuk membantu Nobita yg hidupnya berantakan. Memiliki kantong ajaib yg bisa ngeluarin benda-benda canggih futuristic yg sering disalahgunakan oleh Nobita. Kesukaannya yaitu makan dorayaki. Doraemon memiliki adik cewek berwarna kuning yg bernama Doremi.


-Catwoman
Hehe.. dari seluruh tokoh kucing, cuman ini yg paling seksi. Muncul pertama kali sebagai musuhnya si Kelelawar Bertopeng alias Batman. Karena perannya yg menarik perhatian, DC Entertainment sengaja membuat film khusus untuk catwoman sebagai tokoh utama. Catwoman sendiri adalah seorang gadis yg sedang frustasi lalu digigit oleh sekawanan kucing liar. Sejak digigit kucing-kucing tersebut, sifat en tingkah lakunya berubah seperti kucing juga. Aksinya untuk balas dendam selalu dihalang-halangi oleh Batman.


-Garfield
Nah ini jagoan gw… Kucing rumahan berwarna oranye yg bermasalah dengan berat badan. Garfield dipelihara oleh majikan norak bernama Jon Arbuckle. Selain Garfield, Jon juga memelihara seekor anjing yg jadi korban kejahilan Garfield; Odie. Kehidupan kesehariannya santai dan pemalas,
Hal-hal yg disukainya: Makanan (khususnya lasagna), Arlene (pacarnya), Pooki (boneka beruangnya), kotak tempat tidurnya, tidur siang
Hal-hal yg dibenci: Odie dan anjing-anjing lainnya, Nermal (keponakannya yg pintar), laba-laba, tukang pos,


Untuk sementara itu aja dulu ulasan gw tentang tokoh-tokoh kucing di film-film, mungkin ada beberapa yg ketinggalan kek Cat In the Hat, Snowbell-nya Stuart Little, Mrs. Norris-nya Harry Potter, Jinx, Pink Panther, Chess di Alice in wonderland, dsb.dsb.. kita lanjut ceritanya di lain waktu..
See y’all

Justru Karena Itu...

Seorang dosen di kelas Teori Akuntansi misuh-misuh karena ga ada mahasiswa yg berani menjawab pertanyaannya...

Dosen: Gimana ini kok ga ada yg aktif! Ayo coba jawab saja. Jawaban kalian ga akan dinilai kok,. ga apa apa kalo salah
Tanggapan mahasiswa pasif oportunis: Justru karena itu pak.. Kalo kami jawab bener pun ga nambah nilai kami kan...

Sleep Science



Hurraaa… akhirnya gw berhasil mengetahui istilah medis untuk kelainan atau gangguan tidur berupa tidur yg berlebihan yg gw sebut di postingan Oktober dulu sebagai ‘kontra-insomnia’. Ternyata istilah medisnya adalah…‘Hypersomnia’.

Dan seperti diagnosis kakak, gw memang sama sekali ga memiliki kelainan kelebihan tidur, cuman kelebihan malas aja. Kemungkinan kinerja hormon melatonin yang berlebihan pun sepertinya nggak gw alami. Pupus sudah seluruh pembelaan terhadap kemalasan gw. Hehe

Gw juga baru tau bahwa gangguan tidur yang akut telah turut menjejakkan kaki dalam sejarah umat manusia. Dalam kolom iptek harian Kompas salah satu di edisi bulan Mei, dijelaskan bahwa beberapa peristiwa sejarah di dunia hanya disebabkan karena gangguan tidur, dan peristiwa-peristiwa tersebut kebanyakan berupa tragedi yang mengenaskan.

Tidak hanya kecelakaan-kecelakaan lalu lintas, sebuah pesawat ulang-alik NASA pernah gagal kembali ke bumi karena teknisinya memiliki gangguan tidur. Demikian juga dengan tragedi Chernobyl, bagaimanapun kecaman dunia terhadap kebocoran reaktor PLTN nuklir tersebut, namun sedikit orang yang tau bahwa bencana itu lebih disebabkan oleh kelalaian salah seorang operatornya yang mengalami gangguan tidur. Kita juga tau bagaimana Michael Jackson menarik perhatian dunia karena insomnia yg diidapnya hingga mengantarnya menuju kematian.

Dalam artikel di Kompas tersebut dijelaskan bahwa durasi tidur seseorang yaitu seperti huruf U, dimana kondisi normal berada pada titik lengkung dengan waktu normal tidur dan baik untuk kesehatan selama sekitar 6-10 jam. Sedangkan jika berada pada pangkal/ujung huruf, apalagi pada kutub ekstrim, yang artinya kekurangan atau kelebihan tidur, selain menybabkan kelalaian dan merusak proses berpikir, juga bisa menimbulkan penyakit pada jantung, paru-paru, sirkulasi darah dan pernapasan, dsb.

Agaknya gw juga setuju dengan pendapat nyokap temen gw di RombonganSirkus, Monika, waktu gw rame-rame ke rumahnya. Nyokapnya cerita “Si monik ini kok ya tidurnya larut terus tiap hari, sering bagadang ngerjain tugas, tidur 4 jam sehari itu udah paling lama, subuh bangun lagi buat kuliah. Emang dianya kuat dan tujuannya bagus ngejar target. Tapi hidup kan ga untuk sebentar ini aja, oke kalau nanti sukses dapetin kerja bagus, tapi gimana kalo kerjanya itu jadi terganggu penyakit akibat pola tidur ga sehat di masa muda. Sekarang emang ga apa-apa, beberapa tahun lagi baru terasa.”

Yap, kalo dipikir-pikir ada benernya kan? Kalo diibaratkan mirip dengan pertandingan marathon, pelari yang terlalu memforsir tenaga di awal-awal start akan kehabisan tenaga justru ketika menjelang mendekati garis finis, lucunya, ketika sprint di awal start sang pelari merasa akan tetap bugar hingga finis.
Demikian juga dengan kondisi tubuh dan kebutuhannya untuk istirahat, ketika masih enerjik di masa muda ini, kita merasa sanggup melakukan berbagai aktivitas tanpa istirahat cukup, namun dampak kebiasaan jelek ini baru akan berasa seiring bertambahnya usia dimana saat itu kita dituntut untuk produktif. Ayo, go health…

Two Minutes Hell in Drugstore

Malem tadi gw disuruh kakak pergi nyari obat buat nyokap ke Apotik D*ana di Tunggul Hitam, apotik ini salah satu yg terlengkap yg ada di sekitaran Tabing, dekat residen gw.
Nyampe di sana ada dua orang penjaga apotik, yang satu lagi melayani pembeli lain, yg satu laginya sedang nyatet-nyatet gitu.

Gw samperin petugas yg lagi nyatet-nyatet itu karena yg temennya masih melayani pembeli laen. Penjaga apotik yg gw samperin masih aja sibuk sama catetannya, dia pikir gw ga berwujud kali ya? Maka gw duluan yg nanya

Gw: mbak, ada amaryl ga?
Si mbak: (ga jawab apa-apa, langsung ngambil beberapa obat di lemari belakangnya, trus ditarok di depan gw)
Gw: Yang amaryl yang mana mbak?
Si mbak: itu semuanya amaryl… tipe 1, 2, 3.. perlunya tipe yg mana?
Gw: ngg.. ni kata dokternya ‘amaryl M’, ada? (sambil ngeliatin resep sama bungkus obat sebelonnya)
Si mbak: udah, yang tipe 1 ini MUNGKIN nih, satu stripnya 35ribu..
Gw: kalo yg amaryl M itu ga ada?
Si mbak: DI SINI OBAT YG DIJUAL LENGKAP DEKK!!! KITA NGAMBILNYA LANGSUNG SAMA DISTRIBUTOR RESMINYA!
Gw cengang-cengong. Lha ini mbak kenapa tiba-tiba meledak gitu.. lagian hubungannya sama distributornya apa coba., kaga gw tanya juga..
Si mbak masi trus nglanjutin: Ambil amaryl 1 ini aja, sama kok, kebanyakan yang dipake orang juga itu..

Ugh, ga sampai dua menit gw di sana, penjaga apotik ini sudah melanggar SEMUA etika pelayanan pelanggan. Akhirnya gw bayar juga amaryl 1 tersebut dengan sedikit dongkol.
Di perjalanan pulang, gw mikir-mikir lagi alesan si mbak sewot tadi, dan gw nemuin tiga hipotesis:

1. Si mbak sewot mungkin aja habis kena damprat bos-nya, dan kekeselennya dilampiaskan ke pelanggan.
2. Si mbak sewot lagi dapet. Cewe-cewek yg ga lagi dapet aja banyak yg ngeselin, apalagi yg lagi dapet. Berlipat-lipatlah amarahnya.
3. Si mbak sewot lagi berantem sama pacarnya. Tapi gw kurang yakin dengan kemungkinan terakhir ini. Dengan sikap yg demikian, gw ga yakin ada cowok naksir si mbak.

Pas nyampe rumah, obatnya gw kasi trus ngelapor kakak
Gw: kesel banget deh tadi di apotik, penjualnya kayak badak ngamuk gitu…
Kakak: yang jualnya cewek? Rambutnya bonding? Rada item kulitnya?
Gw: hooh, iya.. kok tau si?
Kakak: whahahaha… makanya kakak nyuruh kamu yang ke sana. Kakak juga males beli obat sama dia.. huahahaha…
Owh demit,..

Pathetic Israeli



Jika di zaman modern ini sebuah negara memerangi negara lain disebut biadab, maka disebut apa sebuah negara yang memerangi sebuah kapal?

It's not about fuckin' jews, nor Moslems, nor christians. It's about HUMANITY, Bastard!

Marketing Case: Misconnected Branding (Sugar Reed Juice Business in Padang)


Awalnya adalah sebuah ide kreatif yang menjadi pendobrak di Padang dengan membuat usaha franchise minuman air sari tebu yang mobile. Mesin pemeras batang tebu diletakkan di bak belakang mobil pikap, membuat si penjual bisa memaksimalkan segmentasi pasar dengan berpindah-pindah ke lokasi-lokasi strategis di kota Padang. Kreatif.

Air sari tebu yang dijual dengan kemasan gelas plastik itupun ditambah dengan penguat rasa (gw ga tau itu apa) yg menurut salah seorang penjual menambah kesegaran air sari tebu. Maka dengan tambahan penguat rasa, wilayah operasi yang bisa berpindah-pindah, dan packaging yang lebih menarik, usaha franchise ini total mengalahkan seluruh aspek bisnis air sari tebu ketengan yang biasa dijual di pasaran. Harganya pun tidak jauh berbeda. Brilian.

Usaha air sari tebu mobile yg pertama gw liat ada di kawasan Khatib Sulaiman Padang. Di bodi mobil tsb ada banner yg nampilin nama dagangnya: “Tabu Panggang” dan foto seorang bapak memakai topi pet sambil minum air sari tebu. Karena baru pertama, gw kagum dengan pemilihan nama yg menarik interest dan format penjualan yang lain dari yang biasa. Menurut gw itu adalah suatu mini concept dari pengaplikasian new wave marketing dengan baik.


Namun hal yang gw liat di kemudian-kemudian hari ga jauh dari lelucon, strategi marketing me too yang cuma jadi banyolan. Seperti manisnya air tebu yang mengundang semut, usaha ini pun menarik minat pesaing-pesaing yang nyoba mengisi lokasi-lokasi strategis yang nggak terkover pemain-pemain awal. Tapi ya itu tadi, strategi branding mereka yang ikut-ikutan (me too) malah keliatan jadi hal yang lucu. Menggelikan.

Dari seluruh penjual air sari tebu yang ada, kita bisa menemukan ciri-ciri yang hampir sama:
- Nama-nama yang ngejreng
- Nampilin foto orang separuh badan
- Dan ini yg ga ketinggalan: orang di foto itu mesti lagi megang kemasan air sari tebu!!!!
Watdehell?? Apa facebook udah ga cukup lagi buat narsis-narsisan??? Dan hubungan foto dengan air tebu apa coba?

Maka dari awalnya seorang bapak bertopi pet, kemudian bapak-bapak lagi, tapi pakenya topi koboi yg ga penting., ada juga dua cewe berpakaian modis lagi senyam-senyum, ato anak cewe yang make pakaian adat, trus juga ga kalah bocah kecil make singlet doang (yg bikin gw jadi berasa lagi ngeliat pengumuman anak hilang), dan foto-foto lainnya. Inti kesemua fotonya sama: lagi megang kemasan air sari tebu.

Memang, gw peratiin pembeli ga terikat dengan nama ato figure foto tertentu. Setau gw ga ada yang sengaja datang ke konter tertentu untuk membeli air sari tebu. Pembelian dilakukan di konter mana yang mereka temui dalam perjalanannya.
Tapi menurut gw ga ada salahnya jika ada yg bisa melakukan diferensiasi, entah membuat air sari tebu yang di-mix aneka rasa buah, gandengan jualan dengan penjual makanan keliling, atau paling nggak di banner yang ada di mobil, daripada masang foto yg worthless, kan bisa di isi dengan tulisan yang memuat informasi manfaat kesehatan air tebu. Mungkin udah ada satu-satu yg kek gitu yg emang ngerti bahwa pemasangan foto ga jelas itu sama sekali ga berpengaruh besar dalam penjualan karena yang dijual adalah air sari tebu, bukan calon kepala daerah! Yah, siapa tahu..
Sering kita mendengarnya
melalui semilir angin yang menggoyang puncak cemara di atas bukit berawan tebal
lalu kabut meredamnya hingga gemerisiknya tiada lagi terdengar

Juga sering kita melihatnya
melalui biru laut yang mengantar ombaknya ke tepian pantai
lalu pasir menyerap buih memendarkan birunya hingga tiada lagi terlihat

Bahkan sering kita menggenggamnya
melalui jemari yang selanya mengapit erat tak menyisakan celah
lalu keringat meluruh melelehi eratnya hingga tiada lagi tergenggam

Dan sering kita menelannya
melalui tegukan air yang menyatu merah bersama pompaan darah
lalu bermuara di sudut ruang bernama hati hingga tiada lagi dahaga

World Cup 2010 Hysteria



Dalam hitungan 2-3 minggu lagi, fokus dunia akan beralih ke Afrika Selatan, dimana event terbesar di muka bumi ini, Piala Dunia (PD), akan dihelat di sana. Tigapuluhdua tim sepakbola akan mewakili negara masing-masing untuk berebut prestasi, gengsi, serta tentu saja trofi emas Piala Dunia.

Histeria yg melanda bahkan telah dimulai sejak lebih dari H-635 alias setahun yg lalu. Produk-produk komersil dari jauh-jauh hari sudah mulai beriklan dengan membonceng nama besar PD walaupun nyata-nyata produknya sendiri tak ada kaitannya dengan sepakbola. Keterlibatan dalam hal sponsorship PD pun nggak, yg penting PD! Para pecinta sepakbola pun sudah mulai memasang jagoan masing-masing serta melengkapi diri dengan atribut-atribut tim jagoan.

Gw sendiri ga punya menjagokan satu tim tertentu di PD ini. Apakah ini berarti gw ga punya tim favorit di level negara selain di level klub kek favorit gw Juventus, Real Madrid, Arsenal, ataupun Semen Padang yg prestasinya musim ini pada mandul semua? Ga juga. Dengan menjunjung tinggi nasionalisme, kesebelasan negara dukungan gw satu-satunya cuma Pasukan Garuda, Indonesia. The one and the only.



Sayangnya prestasi timnas PSSI ini belum bisa membuat pendukungnya bangga, apalagi untuk PD, ga pernah lolos si.. Kebebalan pengurusnya yg dipimpin oleh Nurdin Halid beserta antek-anteknya hanya membuat Indonesia menjadi terpuruk seperti Mr. Plankton di kartun Spongebob, selalu menjadi pecundang siapapun musuhnya, apapun eventnya. Bahkan perhatian yg diberikan pemerintah dg menyelenggarakan Kongres Sepakbola Nasional yg lalu, sama sekali ga mempan. Gw berpendapat, pengurus PSSI yg dari taun jebot ampe sekarang orang-orangnya itu-itu juga, sudah menderita penyakit kronis yg tak bisa membedakan antara penghinaan dengan prestasi, mana yg bebal mana yg muka badak. Parah.

Lantas kalo gitu siapa yg bakal gw semangati nantinya di PD? Gw memang ga mendukung satu tim tertentu, namun gw mendukung pertandingan yg melibatkan dua tim di antara tim-tim berikut: Itali, Inggris, Belanda, Jerman, Brasil, Spanyol, Argentina, Prancis, Portugal. Artinya, gw mempunyai jagoan di tiap grup. Contohnya jika nantinya Inggris bentrok dengan Argentina, maka ketika tim Inggris nyerang gw akan tereak-tereak ngasi semangat, sebaliknya jika tim Inggris yg tertekan, maka gw akan menyemangati Argentina. Hehe, sangat tak berpendirian, tak apalah, yg penting big match!

Tapi mungkin gw en teman-teman seangkatan akan sedikit terganggu menikmati PD nanti, soalnya akan bertepatan dg UAS maupun sibuk-sibuk buat Kuliah Kerja Nyata. Gitu juga dengan siswa-siswa SMA yg lagi sibuk persiapan buat masuk perguruan tinggi. Huhuhu.. gw jadi inget pas ngikutin SPMB 2006 yg juga bertepatan dengan Piala Dunia 2006 di Jerman. Waktu itu sepupu gw menghasut-hasut:
“ah mending kamu fokus nonton PD aja, empat tahun sekali ini.., SPMB kan ada tiap tahun.”
Buset.
Untungnya gw ga ngikutin nasihat edannya kala itu, sehingga bisa lulus SPMB juga. Tapi tetep aja sekarang BP gw jadi ’07. T_T (lho kok jadi curhat)
Akhirnya gw ngucapin selamat menikmati gegap gempita, euphoria, semarak, gebyar, histeria World Cup South Africa 2010… Olleee…Olleeee…. ^_^

JiFFest Travelling 2010

Setelah beberapa tahun hanya mendengar nama beken Jakarta International Film Festival (JiFFest) melalui liputan-liputan di media massa, akhirnya Sabtu 15 Mei kemaren gw kesampaian juga untuk menikmatinya secara langsung (walaupun dalam format Travelling,-- roadshow) di Aula Fekon Jati Unand Padang. Acara JiFFest Travelling ini bertujuan memperkenalkan dunia film baik dokumenter, indie, produksi local maupun luar negri yg susah dinikmati di bioskop komersil. Kedatangan JiFFest ini merupakan pertamakalinya di Padang dan kota kedua setelah Medan. Dan ternyata acaranya itu GRATISSS…gitu loh!!! Uhm,.

Rangkaian JiFFest Travelling 2010 di Padang dimulai dari hari Jumat 14 Mei dan berakhir hari Minggu tanggal 16 Mei. Gw cuma berkesempatan mengikuti acaranya pada hari Sabtu, itupun hanya setengah acara awal; workshop serta 2 screening movie. Tak apalah, secara acaranya GRATISSS…gitu loh!!! Uhm,.

Pada hari Sabtu tersebut, acara dimulai dengan workshop tentang penulisan skrip/naskah/scenario buat film dari seorang script writer yg filmnya turut ambil bagian di JiFFest. Pemaparan tentang proses dan seluk beluk script writingnya sih keren, tapi ruangan yg dibiarin gelap bikin gw sulit ngikutin tulisan-tulisan yang ada di whiteboard, lagian kan belum pemutaran film, napa digelap-gelapin juga. Tapi lumayan gw jadi tau dikit tentang penulisan skrip, mana workshopnya GRATISSS… gitu loh!! Uhm,.

Kelar workshop, siangnya baru acara demenan gw, fokus utama gw buat datang ke acaranya: screening movie! Kebanyakan film yg diputer saat roadshow ini film-film yg juga pernah ditampilin pada JiFFest 2008 di Jakarta. Siang itu film yang diputer berjudul Tales from Jakarta, berisikan 5 film documenter pendek berdurasi 7-16 menit. Kelima film tersebut bercerita tentang kehidupan masyarakat kecil di Jakarta, dekat dengan keseharian, namun tak terperhatikan.

Film kedua yg diputer yaitu Bulan Sabit di Tengah Laut. Bercerita tentang kehidupan sebuah keluarga yg tinggal di daerah pulau kecil Bungin, dimana masyarakat nelayan Bajo setempat sedang mengalami masa transisi antara kehidupan tradisional serta arus-arus perubahan.

Yang gw agak heran siang itu yaitu jumlah penonton yg dikit banget. Cuma sekitar 20-an orang, itupun kebanyakan merupakan panitia acara yg di Padang di handle oleh Andalas Sinematografi, sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa di Unand. Gw pikir awalnya apakah nama JiFFest kurang beken bagi masyarakat pecinta film di Padang, atau apa karena waktu itu seharian lagi hujan lebat, atau karena perhatian sebagian lainnya tersedot dengan kehadiran Raditya Dika yg juga hadir berbarengan di kampus Unand? Tapi setelah membaca jadwal screening movie-nya, gw punya pandangan lain, gw berpendapat jumlah penonton yg minim saat itu karena film-film unggulan baru diputer pas sore dan malamnya.

Padahal film-film documenter yg diputer siang itu ga kalah menariknya. Tapi mungkin orang-orang emang lebih suka datang malam untuk menyaksikan screening Buenos Aires 1977, Letters to the President, ato film-film lokal kek cin(t)a, or Muallaf. Yah, kapan lagi kesempatan nonton film-film keren bertaraf internasional sepuasnya? Mumpung GRATISSS….gitu loh!!! Udah ah…