Sering kita mendengarnya
melalui semilir angin yang menggoyang puncak cemara di atas bukit berawan tebal
lalu kabut meredamnya hingga gemerisiknya tiada lagi terdengar

Juga sering kita melihatnya
melalui biru laut yang mengantar ombaknya ke tepian pantai
lalu pasir menyerap buih memendarkan birunya hingga tiada lagi terlihat

Bahkan sering kita menggenggamnya
melalui jemari yang selanya mengapit erat tak menyisakan celah
lalu keringat meluruh melelehi eratnya hingga tiada lagi tergenggam

Dan sering kita menelannya
melalui tegukan air yang menyatu merah bersama pompaan darah
lalu bermuara di sudut ruang bernama hati hingga tiada lagi dahaga

Tidak ada komentar: