Yuk Nabung Saham

Terlepas dari envy ketika melihat rekan-rekan alumni pojok bei yang minggu lalu kumpul di bursa dan telah terlibat aktif sebagai bagian dari SRO, ketika acara investor summit, yang mengangkat tema 'yuk nabung saham', saya setuju.  Setuju dengan temanya.  

Bahwa semua calon investor apalagi investor yang memang sudah terjun di market, perlu memahami bahwa kisah-kisah orang yang sukses dari pasar modal tidak terjadi dengan begitu tetiba, tidak dengan sekali siraman dana besar dan kemudian punya cerita sukses untuk diceritakan. 

Orang-orang tau Buffet sebagai orang terkaya di dunia bukan saat dia memulai investasi di 18 tahun, tapi puluhan tahun sesudahnya. Jesse Livermore terkenal sebagai trader bukan karena sekali aksi tradingnya, tapi dari berkali-kali perdagangan dan spekulasi yang dilakukannya. Om Lo Kheng Hong baru diketahui sebagai investor yang punya potensial gain 12.500% di saham MBAI bukan saat pertama kali ia beli di 2005, tapi bertahun-tahun setelahnya dan setelah berkali-kali menambah posisi di saham itu. Adrian Maulana baru dikenal sebagai artis yang sudah menjadi investor kawakan dan memegang lisensi WMI setelah muncul sebagai narasumber dan tampil di acara-acara investasi. Bukan pada saat-saat awal ia menjadi investor dan baru hanya dilabeli sebagai artis. 

Saya rasa cerita-cerita sukses besar itu kalau hanya ditelan mengenai suksesnya saat ini saja bisa menjadi beban para investor yang baru masuk. Karena hanya mengetahui bahwa investor di pasar modal itu bisa menjadi sejahtera, tapi nyatanya pasar itu kejam. Hal ini tentu membuat investor pemula patah semangat dan kecewa. Apalagi sekali masuk langsung hajar dengan banyak dana.  

Jadi, setujulah saya dengan 'yuk nabung saham' ini. Investor dan calon investor musti paham bahwa pasar itu bisa ditaklukan secara perlahan-lahan. Menabung adalah salah satunya. Setelah meyakini saham yang berfundamental baik, rutinkan investasi kecil bertahap pada saham tersebut. Bisa jadi kita beli saat mahal, bisa jadi saat  murah. Tapi yang saya yakin, kalau itu saham fundamentalnya bagus, rerata investasi kita akan dapat pada harga yang rendah. 

*** 
Dan seminggu setelah program 'yuk nabung saham' ini dicanangkan, program yang mengajak masyarakat untuk 'bersusah-susah' menahan nafsu konsumtif agar masa depan finansial tidak bermasalah, muncul aja berita ini http://nasional.kompas.com/read/2015/11/16/11340401/Politisi.Pencatut.Nama.Presiden.3.Kali.Bertemu.Freeport.        

Rente. Ya ampun, kenapa orang-orang seperti ini tidak menjadi korban bom Paris kemarin ini. Biar saja kemarin itu mereka pelesir di paris, duduk di kafe, tetau kena bom, tapi tidak mati dulu, cukup kepala aja pecah sebelah. Mohon-mohon minta tolong, tapi nggak ada yang nolongin. Kenapa kemarin itu tidak begitu kejadiannya untuk fakir-fakir moral itu. Orang susah-susah nabung, ini mintak. F 'em. 


Tidak ada komentar: