Tadi siang sempet nonton sebentar acara tausiah Damai Indonesiaku di TV One, program rutin TV One setiap Sabtu dan Minggu siang. 
Sekarang udah mulai jarang saya nonton, meski channelnya tetep itu. Kalau dulu memang sengaja nonton ketika Alm. Zainuddin MZ dan terkadang Aa Gym masih menjadi ustadznya.

Kalau dengan ustad-ustadnya yang sekarang kok saya merasa kurang tertarik ya. Mungkin karna ustad yang sekarang memiliki metode ajar seperti indoktrinasi. Bukan, bukan saya tak setuju dengan apa yang disampaikan sang ustads, (saya sih selama ustadnya nggak beraliran liberal  meski sekaliber GusDur, Cak Nur,  Syafii Maarif, dll. sah-sah aja), tapi sayanya yang ga bisa nangkep metode ajar seperti itu. Hehehe...

Jadi sebenernya juga bukan masalah ceramah, kuliah pun saya seperti itu,. Akan lebih senang mendengar ajaran dosen dengan cara bercerita dibanding dengan teoritikal. 

Gitu juga lah dengar ceramah itu, kalau Ust Yusuf Mansyur, Zainudin, Aa Gym itu liat deh gaya ceramahnya, seakan-akan seperti bercerita dan ngobrol dengan pendengarnya, memberi contoh-contoh dan pengalaman, kisah-kisah sahabat, membangun interaksi, bahasa yang digunakan pun seperti bahasa percakapan. 

Gambaran lainnya seperti ini. Pernah dengar pidato Surya Paloh? Pidato Jusuf Kalla atau Dahlan Iskan? Kira-kira kalau kita jadi pendengar, pidato mana yang membuat kita akan tidur lebih cepat? Yap, pidato Surya Paloh itu mah orasi-orasi mulu, retorikal selalu, tereak-tereak nasionalisme, perubahan, restorasi, dll. Ya cuman sampai disana saja pidatonya. 

Nah, kalau yang Jusuf Kalla dan Dahlan Iskan kan beda, mereka ketika pidato itu seakan ngobrol dengan penonton, memberi cerita-cerita pengalamannya, joke-joke ringan, dengan begitu meskipun isu pidatonya nasionalisme, perubahan, restorasi, akan lebih mudah dicerna penonton.

Ya, gitulah.. Saya si ngarepnya ada pembaruan dari ustad-ustad. Ada sih acara rutin Yusuf Mansur di ANTV, tapi mah subuh jam lima. Saya entah masih dimana-dimana jam segitu.. He..


Tidak ada komentar: